chapter 14

23.8K 1.6K 101
                                    

Happy reading ~



17 tahun yang lalu

"Jadi bagaimana dengan ramalanmu itu ?" Tanya seorang wanita paruh baya berwajah angkuh kepada wanita paruh baya lain di hadapannya yang berpenampilan serba hitam. Yakni, dukun peramal.

Dukun tersebut sedikit memijit pelipisnya yang seakan terasa nyut-nyutan sambil memegang sebuah foto bayi di tangannya.

Ia lamat-lamat menatap foto bayi berusia 10 bulan itu lalu kembali menyodorkannya kepada wanita berwajah angkuh didepannya.

"Ini bahaya nyonya, bayi itu akan membawa kesialan besar untuk perusahaan putra anda ke depannya. Menurut ramalanku.. perusahaan yang sedang putra anda kelola akan mengalami kebangkrutan bila bayi ini tidak cepat-cepat disingkirkan. Tapi tidak perlu sampai dibunuh. Buang saja dia ke tempat dimana putra dan menantu anda tidak dapat menemukannya.. "

Sang dukun membuat ekspresi wajah yang begitu serius sampai-sampai, siapapun tidak akan mampu untuk menolak mempercayai perkataannya.

Terbukti dengan wanita angkuh di depannya yang langsung membolakan matanya seakan takut jika hal itu benar-benar terjadi jika bayi di foto tersebut yang merupakan cucu kandungnya sendiri tidak cepat-cepat dienyahkan.

Ia tak mampu membayangkan jika perusahaan sang putra harus mengalami kebangkrutan hanya karena anak pembawa sial yang belum cukup setahun tersebut tetap dipertahankan.

Tanpa menunggu lama, wanita itu merogoh sesuatu dari dalam tas bermerk-nya dan langsung melemparkan sebuah amplop tebal berwarna coklat di atas meja dukun tersebut, kemudian segera beranjak dari sana.

Sang dukun melihat isi amplop tersebut yang berisi segepok uang berwarna merah.

Bibirnya langsung menyunggingkan senyum miring sekaligus meremehkan.

"Ckckck.. wanita kaya dan berpendidikan, tapi otaknya sangat bodoh.. "

°
°

Sesampainya di rumah, wanita paruh baya berwajah angkuh bernama Sharon itu langsung melangkah kekamarnya dengan terburu-buru dan segera mengganti stelan mahalnya dengan dress rumahan.

Ia berjalan ke kamar putra dan menantunya dan mengetuk daun pintu berbahan jati itu.

Tak lama kemudian, pintunya di buka oleh seorang wanita muda berparas cantik yang sedang menggendong seorang bayi di tangannya.

"Ibu.. ?"

Sharon melihat cucunya yang tengah menatapnya sambil menghisap jari jempolnya yang mungil.

"Uluh uluh.. cucu nenek sudah mandi ternyata.. pantes tambah ganteng.. " ucap Sharon sambil mengambil alih untuk menggendong cucunya.

"Ibu mau main sama cucu kesayangan ibu di halaman depan.. " lanjutnya. Wanita tua itu langsung berjalan tanpa menunggu persetujuan dari sang menantu.

Wanita muda bernama Erika itu hanya pasrah membiarkan anaknya di bawah oleh ibu mertuanya.

Erika kembali masuk kedalam kamarnya untuk membereskan peralatan bayi yang masih berantakan saat memandikan bayinya tadi.

°
°

"Dasar bayi pembawa sial.. kamu bakal saya singkirin, karena akan menjadi bumerang untuk masa depan putra saya dan perusahaannya nanti.. " ucapnya angkuh pada bayi lucu nan tampan di gendongannya yang tengah menatapnya polos sambil mengerjapkan matanya dan sesekali tertawa kecil.

"Na.. na.. na.. "

Wanita itu menepis tangan kecil cucunya yang ingin memegang wajahnya.

Bayi lucu itu sedikit terkaget. Namun karena belum mengerti apapun, ia semakin tertawa girang dengan perlakuan neneknya.

Aksa, gue hamil !! |ENDWhere stories live. Discover now