Tempat kumuh itu tertiup angin. Meninggalkan jejak-jejak yang kontrast. Sore kian lenyap, tergantikan oleh malam yang tenang.
Suara gesekan tanah terdengar di larut malam. Lalu setelah itu, gesekan-gesekan benda yang seperti besi berdentang bersenandung menemani puncak malam itu.
Seorang pria tampak melakukan sesuatu yang tak disadarinya, ada seorang bocah di belakang sana yang mengintip dirinya.
Si pria misterius itu kini terlihat sedang menggesekkan dua besi yang memercikkan cahaya-cahaya merah.
Bulan bersinar terang setelah melewati awan hitam yang mengumpul. Lalu tampaklah si pria itu di bawah sinar bulan.
Sebuah bayangan dirinya tampak tertetesi sesuatu. Lalu, si bocah itu terlihat membelalak.
Terlihat pria itu masih menggesekkan dua benda panjang yang tajam. Dengan diiringi senyum yang mengerikan.
Bocah itu tiba-tiba lari di saat sesuatu dari bilah pedang itu kini memuncratkan cairan berwarna merah nan segar yang menyebar ke segala arah.
