Tawin dan teman-teman nya akhirnya pergi ke kelas Dewa.
"Woi keluar lo dimana bos kalian" Teriak Tawin.
"Kenapa teriak-teriak di depan kelas orang" Tanya Terang yang mendengar teriakan Tawin.
"Dimana bos lo gw mau cari Naren" Ucap Tawin sambil mendekatkan tubuhnya ke Terang.
"Gak tau" Jawab Terang dengan santainya.
"Masak bos sendiri gak tau" Ejek Tawin.
"Kalau gw gak tau ya gak tau cebol" Ejek Terang dengan kata cebol karena Tawin lebih pendek daripada dia.
"Sialan lo manggil gw apa tadi" Kesal Win.
Saat Tain ingin memukul Terang teman-teman Tawin berusaha untuk memisahkannya tapi mereka terlambat.
Saat Tawin mendekati Terang ternyata lantai sekolah mereka baru saja di pel dan masih licin.
Akhirnya Tawin terpeleset dan dia tidak sengaja memegang tangan Terang.
Karena reflek akhirnya mereka jatuh bersama dan tanpa di sengaja mereka berciuman.
Tanpa di sadari dua benda kenyal pun menyatu dan membuat semua rong di sana yang melihatnya diam-diam mengambil foto.
Tawin yang ada di bawah Terang pun langsung mendorong Terang karena malu, bagaimana tidak mereka mereka saja saat ini berada di depan kelas yang banyak orang nya, sedangkan teman-teman nya terkejut dengan kejadian itu.
Karena Tawin malu ia langsung berlari pergi meninggalkan semuanya dan di ikuti oleh teman-teman nya.
Di sisi Tawin saat ini Tawin dan teman-teman nya sedang di rooftop sekolah sambil merokok ia terus saja mengusap bibirnya kasar.
Ia juga mengumpat i Terang terus menerus karena ternyata ada yang diam-diam memotret mereka saat tadi ia tidak sengaja berciuman dengan Terang
"Sialan siapa yang berani motoin ini" Kesal Tawin.
"Siapa lagi kalau bukan ciwi-ciwi tukang cari gosip" Jawab Gaga.
"GW PENGEN NGILANG DARI BUMI INI WOII" Teriak Tawin.
"Sial bet gw hari ini" Ucap Tawin yang mengusap kasar bibirnya.
"Jangan usap terus tu bibir bisa luka nanti" Gala.
"Biarin biar ilang tuh najis" Tawin.
"Alah paling lo bakalan cipokan sama tu orang inget biasanya kalau gak suka sama orang pasti jodoh" Ejek Gala.
"Kepala lo jodoh, najis gw sama dia mending cari yang montok" Jawab Tawin.
...
Sedangkan di sisi Dewa dan Naren mereka sudah berada di rumah Dewa dan mereka berdua pun masuk ke dalam rumah yang ternyata ada Natan di sana.
"Dew bolos lagi? " Tanya Natan yang menyilangkan kedua tanganya di depan dada.
"Gak, papa" Jawab Dewa.
"Terus itu siapa! " Tanya Natan sambil menunjuk ke arah belakang Dewa.
"Pacar Dew" Ucap Dewa dengan datar.
"Coba liat" Ucap Natan yang penasaran.
"Halo om" Pangil Naren.
"Dew kamu gak salah carinya, gak salah papa didik kamu" Ucap Natan yang melihat Naren yang memiliki badan yang ramping, kulitnya seputih susu, bulu mata yang lentik, dan rambut yang halus.
"Cantik kan pa? " Tanya Dewa kepada Natan.
"Panggil aja papa ya sayang" Ucap Natan kepada Naren.
"Iya o-papa" Ucap Naren yang masih gugup.
"Jangan canggung agep aja mama sendiri" Ucap Natan dengan mengelus rambut Naren yang lembut.
"Iya papa" Ucap Naren dengan senyuman manisnya.
"Ayok duduk masak berdiri" Suruh Natan dan akhirnya mereka pun duduk.
"Namanya siapa? "Tanya Natan.
"Naren pa" Jawab Naren.
"Kamu pasti di paksa ya pacaran sama Dew? " Tanya Natan dan Naren tidak menjawab hanya tersenyum dan melirik ke arah Dewa.
"Udah Dew mau aja Naren ke kamar" Setelah Dewa mengucapkan itu Dewa langsung menarik Naren untuk ke kamarnya.
"Gimana sih kamu ini belum juga tanya-tanya banyak" Kesal Natan yang tidak di anggap oleh anaknya itu.
"Lo tidur di kapar gw" Suruh Dewa yang sudah sampai di kamarnya.
"Terus lo tidur di mana? " Tanya Naren.
"Maunya si sama lo tapi karena tempat tidurnya cuman satu jadi gw tidur di kamar tamu" Ucap Dewa.
"Gak lo tidur di sini aja masak pemilik rumah tidur di ruang tamu, lagian ini kasur luas gak kayak kasur gw cuma muat satu orang" Naren.
"Beneran nih boleh" Dewa.
"Tapi di tengah harus ada bantal" Naren.
"Ya deh" Dewa.
...
Di sisi lain di kantor Ragen.
"Gimana lo dapet? " Tanya Ragen kepada teman sekaligus sekertaris Ragen.
"Gw dapet, ternyata yang bunuh adalah anak buah lo sendiri dan itu lo yang nyuruh" Ucap Afkar dengan serius.
Ragen hanya terkejut dan terdiam mendengarkan itu.
"Jadi lo dulu pernah kalah saing sama perusahaan itu orang, terus lo terpaksa bunuh dia karena dia tau lo mafia yang tololnya lo gak tau kalau dia punya anak karena yang lo tau dia hanya seorang CEO yang ber istri" Jelas Afkar.
"Owhh... Lo boleh pergi" Suruh Ragen.
Sebelum Afkan pergi ia memberikan berkas yang berisi tentang pembunuhan orang tua Naren.
"Nih berkasnya, gw pergi" Afkar.
"Hemm... " Ragen hanya berdehem.
...
Tidak terasa hari sudah mulai malam Dewa dan Naren sudah menata barang milik Naren untuk beberapa hari di kamar Dewa.
"Dew Ren turun makan" Suruh Natan yang mengetuk pintu kamar Dewa.
"Iya pa bentar lagi turun" Jawab Dewa dengan sedikit berteriak.
"Yok sayang turun" Suruh Dewa kepada Naren.
"Hemm... " Naren hanya berdehem.
Keduanya pun turun dan melihat ternyata sudah ada banyak orang yang ada di ruang makan.
Dewa dan Naren akhirnya pun duduk dengan Naren yang duduk di sebelah Erlan dan Dewa yang duduk di sebelah Naren.
"Wih udah ajak ke rumah aja nih" Sahut Niro.
"Iri lo" Jawab Dewa dengan nada nyolotnya.
"Ya kali iri orang gw udah punya" Ucap Niro dengan banganya.
"Nih makan yang banyak ya sayang" Ucap Natan kepada Naren dan hanya di anguki dan di senyum i oleh Naren.
"Kapan kesini kok Deddy belum tau" Tanya Ragen kepada Naren.
"Tadi om" Jawab Naren.
"Pangil Deddy aja" Ragen.
"Iya Ded" Naren.
"Ayok di makan jangan bicara aja" Natan.
"Kak kak" Pangil Erlan kepada Naren dengan pelan.
"Iya" Naren yang kaget pun menoleh ke arah anak itu.
"Bang Dew galak gak? " Tanya Erlan kepada Naren dengan berbisik-bisik.
Naren yang mengerti yang di maksud Erlan pun menjawab.
"Mayan galak sih" Ucap Naren dengan nada pelan.
"Awas kak dia kalau ngamuk nyeremin" Erlan.
"Eehm.. " Dewa yang sedikit mendengar pembicaraan mereka pun berdehem dan yang di lihat akhirnya kembali memakan makanannya.
Mereka pun memakan sampai makanan mereka habis, setelah mereka kenyang semuanya pun kembali ke kamarnya masing-masing untuk tidur karena sudah waktunya jam tidur.
Tapi tidak dengan Naren ia ingin membantu Natan mencuci piring karna ia tidak bisa tidur lebih awal karena ia tidak terbiasa.
Saat Naren inggin membantu, Natan melarangnya karna sudah ada pembantu yang bertugas untuk hal itu jadi akhirnya Naren kembali ke kamarnya menemui Dewa.
Sesampainya di kamar Naren menemui Dewa.
"Dew gw bosenn~"Rengek Naren.
karena biasanya ia main game dulu sampai larut malam tapi karena di larang oleh Dewa ia tidak bisa main game.
"Mau gak bosen? " Tanya Dewa kepada Naren.
~
•
•
•
•