14

358 29 2
                                    

✨ Arum

Aku berjalan menuju pintu utama sambil berusaha menetralkan detak jantungku yang tadi rasanya tidak karuan sebelum menatap wajah ibu secara langsung, aku berhasil membuka pintu ini saat tangan ibu akan memencet tombol bel ku agi.

"Akhirnya dibuka juga." seru ibu tampak lega.

"Maaf bu tadi Arum di kamar habis mandi, masuk yuk!" aku berjalan lebih dulu diikuti dengan ibu dan Pak Pras, yang adalah sopir pribadinya sejak bekerja dulu, Pak Pras nampak membawa beberapa kantong yang cukup besar dan ibu meminta dia meetakkannya di atas meja yang ada di ruang tv.

"Apa itu?" tanyaku.

"Oleh-oleh buat kamu"

"Kok banyak banget?"

"Biar kamu bisa bagi-bagi ke teman kantor sama tetangga apartemen kak" jawab ibu lagi.

"Oh"

"Tadinya ibu mau nitip buat Sagara juga" deg hatiku langsung menjadi salah tingkah sendiri saat nama itu tersebut.

"Tapi kayaknya besok ibu bisa mampir kantornya, jad biar ibu kasih sendiri"

"Kamu sudah makan?" ibu menengok singkat ke arah meja dapurku.

"Belum, aku baru pulang"

"Baru mau masak? mau makan sama ibu aja di luar?" aku menggeleng.

"Tadi aku bungkus makanan sebelum pulang bu, ibu sama pak Pras mau makan dulu disni?" aku membalas dengan tawaran baik agar ibu tidak teralu curiga.

"Sudah malam, kami makan di jalan aja, kamu segera makan terus tidur ya" aku mengangguk.

"Oh ya pas weekend kalau bisa pulang ke rumah, biar ibu gak lupa kalau  punya anak kak!" aku menggaruk kepala ku dan tidak menjawab perintahnya, untuk saat ini aku tidak bisa janji.

"Ya sudah ibu balik dulu, hati-hati ya!" ibu mencium pipiku kemudian mengelus punggung ku singkat "Bye Rum"

"Bye bu, hati-hati pak Pras nyetirnya"

"Baik non" Pak Pras menganggukkan kepalanya singkat kemudian membukakan pintu untuk ibu.

Aku mengantar kepergian mereka sampai di lorong depan, aku menunggu ibu masuk ke dalam ift baru aku sendiri masuk kembai ke unitku, aku menghembuskan napas lega ketika ibu tidak melihat tanda-tanda kehadiran Sagara disini, aku langsung berjalan menuju kamarku untuk melihat apa yang dia akukan pria itu saat ini.

Aku melotot saat mendapati Saga yang sibuk mengamati isi lemari gantungku dengan serius "Kamu ngapain Ga?"

"Ibu sudah balik?" tanyanya balik.

"Jangan jawab pertanyaan dengan pertanyaan!" aku berjalan ke arahnya kemudian menutup pintu lemari dan melipat kedua tanganku di depn dada "Kamu ngapain?"

"Aku tadi cari-cari baju aku dimana, pas sudah ketemu lihat baju-baju kamu, kok lingerie nya cuma satu sih Rum?" tanyanya polos.

"Itu juga yang dulu aku kasih kan?" aku memejamkan mata gemas.

"Iya itu yang dulu dari kamu, ngapain aku punya banyak-banyak, kamu belikan toh ujungnya juga buat kamu koyak!" dia malah tersenyum memamerkan deretan gigi rapinya.

"Eh kan emang buat aku Rum! kamu kalau mau koleksi nanti aku belikan lagi langsung banyak, ya?"

"Gak! gak ada!" jawabku tegas tapi dia malah terkekeh.

"Ternyata sebahagia ini ya bikin kamu kesel Rum" ujarnya tapi tidak aku balas.

"Tahu gitu aku lakukan sejak lama" imbuhnya dan lagi-lagi dia memelukku dari belakang saat ini.

Memeluk SagaraDonde viven las historias. Descúbrelo ahora