matchmaking

132 14 0
                                    

.
.
.

"Maaf saya terlambat..."

Jaemin mendongak ketika seorang pria dengan setelan rapi dan wajah tegasnya duduk di kursi depannya sambil memandangnya intens.

"Jeno...kamu Jeno?"

Perhatian Jaemin teralihkan ketika sang ibu bangkit dari duduknya lalu berjalan memutar ke arah pria tadi dan langsung memeluknya, membuat pria tadi bangkit dari duduknya dan balas memeluk ibunya. Ketika sang ibu melepaskan pelukannya sang ayah juga sudah berdiri dan menjabat tangan Jeno.

"Hallo Jeno."

"Tuan Na, apa kabar?"

"Baik, kamu sendiri?"

"Saya baik, kamu Jaemin?"

Jaemin tertegun ketika Jeno memusatkan diri kepadanya sambil mengulurkan tangan, membuatnya gelagapan berdiri dan menjabat uluran tangan Jeno.

"Hai aku Jaemin."

Jeno tersenyum dan mereka saling melepaskan jabat tangan mereka.

"Ayo duduk, karena semua sudah datang, ayo kita langsung saja mulai pembicaraan inti." Ucapan Donghae ayah Jeno mengintrupsi Jeno dan Jaemin untuk segera duduk di tempat mereka sebelumnya.

"Santai Donghae-ya, Jeno baru saja datang." Kata Koongmin ayah Jaemin.

"Anak ini membuat kita membuang waktu sangat banyak, jadi sebaiknya kita mulai saja sekarang!." Tegas Donghae sambil menatap tajam Jeno.

"Maaf ayah." Jawab Jeno sambil memandang ayahnya tersenyum.

"Oppa, setidaknya biarkan Jeno memasan terlebih dahulu." Ucap Areum ibu Jaemin mencoba membela Jeno.

"Tidak per-" ucapan Jeno terpotong oleh interupsi Areum.

"Kamu pesan dulu ya nak!." Perintah Areum sambil tersenyum pada Jeno.

Jeno tersenyum dan menggeleng pelan.

"Saya pesan nanti saja Nyonya Na, kebetulan masih kenyang." Kata Jeno mencoba meyakinkan Areum yang hanya bisa menghela nafas mencoba menerima keputusan Jeno.

"Kalau begitu kita langsung saja ke Intinya, Jeno kau akan aku jodohkan dengan Jaemin!."

Ucapan tegas Donghae cukup untuk membuat Jeno menerima dengan baik keputusan dari ayahnya, dan itu membuat Jaemin terkejut.

"Iya ayah...aku menerimanya."

.

Disinilah Jeno dan Jaemin sekarang duduk berdua di meja yang agak jauh dari meja orang tua mereka, sedang memakan sajian yang dipesan tadi.

"Terkejut?" Tanya Jeno.

Ucapan Jeno menghentikan tangan Jaemin yang ingin menyuap makanan dan meletakkan sendoknya kembali lalu menatap Jeno intens.

"Kenapa?" Tanya Jaemin.

"Tidak ada, hanya ingin menuruti perintah ayah, tapi aku tidak main-main, aku ingin serius denganmu." Jawab Jeno pelan.

"Kalau aku yang ingin main-main denganmu...apa yang kau lakukan?" Tanya Jaemin lagi sambil menopang dagunya.

Jeno tersenyum sambil ikut menopang dagunya juga dan membalas tatapan Jaemin.

"Tidak apa, terserah padamu." Jawab Jeno tenang sambil tersenyum teduh.

Tapi senyum itu terlihat aneh bagi Jaemin hingga ia memikirkannya ketika perjalanan pulang bersama orang tuanya.

"Kenapa Jaem?" Tanya Koongmin pada Jaemin yang duduk di bangku belakang mobil.

"Lee Jeno itu...dia aneh" jawab Jaemin setelah sadar dari keterkejutannya.

Koongmin dan Areum tersenyum.

"Jaga dia ya nak." Kata sang ibu membuat Jaemin mengernyit bingung tapi tidak berusaha bertanya lebih dan kembali melamun hingga perjalan pulang mereka.

.

Jeno melepas kemeja yang sedari tadi dipakanya dan meletakkannya ke dalam keranjang baju kotor, setelah itu ia berjalan ke arah kaca besar yang berada di kamar mandinya sembari mengamati sesuatu yang melintang merah di bahu kanannya.

"Bertambah lagi ya?"

.
.
.











TBC

SEE YAA👋👋👋











Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 26 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

PRIMROSETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang