1 : As it Was

20.7K 853 6
                                    

"Selamat atas kebebasanmu, jangan berbuat hal bodoh lagi." ucap Pria berseragam kepolisian seraya tersenyum sinis. Beragam lencana terpasang pada seragam kebanggaannya.

Seorang gadis berpakaian casual serba hitam putih tak merespon apa-apa. Ia hanya memandang datar Kepala Kepolisian yang menahannya dua tahun lalu. Menjebloskan dirinya ke dalam sel penjara nan dingin, bersama para penjahat-penjahat lain.

"Vio!" Seorang wanita paruh baya menyerukan namanya.

Iris mata tajam milik gadis bernama lengkap Ravena Violet Kaliandra, menemukan wanita paruh baya yang berdiri tidak sendiri melainkan bersama seorang pria paruh baya. Mereka adalah orangtua Violet, Papanya—Narendra Kaliandra dan Mamanya—Ileana Kartasasmita.

Tatapannya semakin tajam, melihat seorang wanita yang umurnya lebih muda dari sang Mama. Berdiri menggandeng lengan Papanya tanpa peduli kehadiran Mamanya.

Wanita paruh baya yang memanggilnya tadi memeluknya erat, "Vio, putriku. Syukurlah kamu bebas, Nak. Apa kabar, Sayang? Kamu makan dan tidur dengan baik nggak selama di sini? Tenang aja Mama udah siapin makanan kesukaan kamu di Mansion!" celoteh sang Mama. Violet membalas pelukan wanita yang telah melahirkannya, ia sedikit membungkuk untuk menenggelamkan wajahnya pada bahu sang Mama yang lebih pendek darinya.

Kelopak matanya memejam kuat, ketika mendengar isakan dari sang Mama. Gadis itu berusaha menahan genangan air mata agar tidak jatuh setitik pun.

Tak lama kemudian, Violet melepas pelukan. Tanpa sadar, seorang pria paruh baya tadi yang adalah Papanya sudah berdiri di depan dirinya dan sang Mama.

"Bagaimana kabarmu?" tanya sang Papa, Narendra Kaliandra, pada putri sulungnya. Namun seperti hanya angin lalu. Violet tak mengeluarkan respon sama sekali.

Gadis itu hanya beralih mengambil barang-barangnya lalu menggandeng tangan Ileana pergi dari tempat neraka keduanya, setelah sekolah.

Narendra Kaliandra memandang sendu punggung putri sulungnya dan mantan istrinya yang perlahan menghilang dari pandangan.

"Mas Rendra, sabar ya. Violet pasti bakal maafin kamu dan menerima aku dan Olivia juga pernikahan kita nanti." ucap seorang wanita bergelayut manja di lengannya.

Narendra tersenyum paksa, lalu kemudian berpamitan pada Kepala Polisi di sana.

_~_

Di mansion keluarga Kaliandra nan besar dan megah. Beberapa pelayan dan bodyguard berbaris panjang menyambut kedatangan sang Putri Sulung kesayangan Tuan Besar Ernest Kaliandra serta pewaris sah kerajaan bisnis Kaliandra Company, perusahaan keluarga terbesar nomor dua di Indonesia dan nomor enam di Asia-Tenggara yang bergerak di bidang property, pariwisata dan kuliner.

Di ruang tamu yang luas, seorang pria berumur tujuh puluh tahun duduk di kursi kebesarannya seraya mengelus jenggot putihnya. Bibir keriputnya tertarik ke atas, melihat kedatangan cucu sulungnya bersama menantunya.

"Selamat datang kembali, Violet." sapa Ernest dengan wajah penuh wibawanya.

Violet melepas sepatu sneakersnya asal melemparkan benda itu ke pelayan, ia mendudukan bokongnya ke atas sofa empuk yang mahal.

Sang kakek hanya terkekeh kecil sementara sang Mama hanya geleng-geleng melihat kelakuan gadis itu.

"Apa maksud Kakek?" Akhirnya setelah dua jam bebas dari penjara, Violet mengeluarkan suara. Sepanjang perjalanan ke Mansion, gadis itu tidak berbicara sama sekali. Ia hanya memandang datar ke luar jendela tanpa merespon celotehan Mamanya tentang adik-adiknya.

Ernest menyandarkan bahunya di sofa, "Vio, Vio, masih belum berubah ya?" tanya pria itu retoris.

Violet tidak menjawab, gadis itu setia menatap tajam Kakeknya menunggu jawaban pria tua itu.

The Return of Villain Sister (END)Where stories live. Discover now