3 : Closer

14.9K 799 4
                                    

"Mulai sekarang lo temen gue," Cukup lima kalimat, kelas yang ramai tiba-tiba hening. Semua tertuju ke arah Violet dan Adeline. Suara merdu nan tegas milik Violet memancing atensi murid satu kelas.

"Hah Kak Violet minta temenan sama Adeline?!"

"Bro, matahari hari ini beneran masih terbit dari timur, kan?"

"Aaaa! Gue juga mau jadi temennya, pacar juga boleh!"

"Semua orang kayaknya mau,"

"Siapa yang nggak mau coba, temenan sama putri sulung keluarga Kaliandra?"

"Gakpapa napi, kalau napinya kak Vio."

Violet tersenyum miring mendapati ide dalam otaknya.

"Siapa lagi yang mau jadi temen gue?" tanya Violet sedikit meninggi. Matanya meliar ke segala penjuru kelas.

Sontak seluruh murid mengangkat tangan. Terkecuali Rolando dan Sagara. Namun tak lama, Sagara mengangkat tangannya.

Seru juga kalau punya temen 38 orang. batin Violet terkekeh sendiri.

"Pagi semua," sapa Ibu Guru Kimia yang baru masuk.

"Pagi, Ibu!"

"Ada anak baru ya katanya?" Guru Kimia mengedarkan pandangan ke seluruh murid. Menemukan Violet, wanita gempal itu tampak kebingungan karena seingatnya Violet masih menjalani hukuman penjara. Namun guru itu tidak ingin bertanya, nanti saja tanya langsung dari kepala sekolah.

"Ini mah murid baru stok lama," Guru itu terkekeh garing, "Ayo berdiri ke depan, kenalan sama temen-temen yang belum kenal."

Violet menggeleng malas. Lagipula satu kelas mengenal dirinya.

"Tadi udah kenalan, Bu." ucap Rolando disahuti teman-teman sekelas.

"Oh oke,"

_~_

Suasana kantin ramai seperti biasa, namun yang berbeda adalah beberapa meja panjang kantin ditempati murid-murid satu kelas. Bahkan para murid-murid beasiswa atau murid culun kelas 11 IPA 1 yang jarang ke kantin, kini duduk bersama menikmati makanan kantin.

Perbuatan siapa itu? Si pelaku sedang duduk menikmati baksonya, ia tak sendiri melainkan satu meja dengan Geng Phoenix. Tentunya karena bujukan Rolando yang tidak mau kakak sulungnya duduk makan sendiri.

Usai menjadikan satu kelas sebagai temannya, Violet meneraktir makan siang satu kelas. Mempersilahkan mereka memesan apapun untuk dimakan maupun dibungkus, dengan syarat asal dihabiskan. Satu kelas tentu senang hati langsung menerima kerandoman sekaligus kebaikan hati Violet.

Rolando sepertinya tertular penyakit senyum-senyum mesem Eleanor tadi pagi, kali ini laki-laki itu tak berhenti tersenyum seraya memandang Violet yang sibuk dengan urusan perut.

"Temen lo kesambet apa tuh?" Jevicho bergidik ngeri melihat sahabatnya.

"Coba suruh Trustan ruqyah deh, dia kan anak Indehoy." balas Jevias—kembaran Jevicho.

"Indigo, Goblok!"

Tristan geleng-geleng sendiri melihat dua lelaki kembar somplak, yang sayangnya adalah sahabat-sahabatnya.

"Roland nggak kesambet, malah lo yang bentar lagi ketempelan Mba Kun tuh." Tristan menunjuk ke arah belakang Jevias mampu membuat Jevias bergidik ngeri.

Jevicho berdecak, "Jangan becanda gitu lo! Gue entar yang ketempelan dia di kasur." Mengingat Jevias orangnya penakut dan Jevicho adalah korbannya karena Jevias meminta mereka tidur seranjang.

The Return of Villain Sister (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang