Part 35;Sudut pandang Atlantik

17.8K 1.1K 806
                                    

Siapa aja nih yang nungguin PANGERAN ATLANTIK up? Mulai dari sini, gak pake emosi lagi☺️

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Siapa aja nih yang nungguin PANGERAN ATLANTIK up? Mulai dari sini, gak pake emosi lagi☺️

Oh iya, udah pada follow akun ini, belum? Kalau belum, jangan lupa di follow yah akun Rcha_01 biar dapet info terkait kapan update PANGERAN ATLANTIK.

Yaudah langsung aja, sebelum baca, jangan lupa vote dulu🤗

35.Sudut pandang Atlantik

Kalo benar ada kehidupan selanjutnya, gue pengen terlahir kembali di keluarga sederhana seperti Ara, gue berharap bisa di pertemukan dengan Ara lagi. Terus kita bisa bersama tanpa halangan sedikit pun. Kita bisa bahagia, pasti.

Sayangnya tidak di kehidupan ini, perjalanan kita menuju titik bahagia, terlalu rumit. Banyak kerikil tajam yang menghambat tempat berpijak kita berdua. Tembok yang menjadi penghalang sangat tinggi dan begitu kokoh. Sulit untuk kita merobohkannya.

Kita, adalah ketidak mungkinan yang nyata, biarkan kebersamaan itu hanya akan menjadi kenangan indah untuk dikenang, dan rangkaian masa depan manis yang pernah di impikan, menjadi angan-angan semata. Selamanya, di antara kita, pemenangnya hanyalah satu kata, yaitu perpisahan.

Maaf, telah menjanjikan pelangi, tapi malah menghadirkan hujan.

Dari Atlantik untuk semestanya

•••

Berlalunya Elara, kilat netra yang tadinya tajam kini mulai meredup, berubah drastis menjadi sendu, punggung kecil itu telah menghilang membawa garis nestapa yang dirinya ukir.

"Maaf, untuk lukanya.." Gumamnya lirih. Tenggorokannya terasa tercekat.

Ia kembali memungut cupcake yang telah kotor dari tempat sampah, kembali ia taruh ke dalam paper bag yang dirinya buang beberapa menit lalu, tak peduli bagaimana pun kondisinya. Atlantik masuk ke dalam kamar hotel dengan langkah yang sedikit oleng, pemberian Elara, Atlantik peluk erat.

"Keluar." Titahnya dingin. Yesa dan Helen yang sedang duduk bersandar di kepala ranjang, mengangkat kepala begitu mendengar suara bariton Atlantik. Sisi kepala Helen tengah bersandar di bahu Yesa.

"Ara di mana?"

"Udah pergi."

"Atla, are you okay?" Helen menyikut lengan Yesa yang melemparkan pertanyaan bodoh.

"Lo gak liat? Matanya udah berair gitu, tuh tangannya aja udah tremor parah, sampe barang ditangannya kayaknya mau jatuh. Menurutmu lo, dia baik-baik saja?"

PANGERAN ATLANTIK (Open PO)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang