Part 36;Selamat tinggal semesta

23.7K 1.3K 326
                                    

Siapa aja nih yang nunggu PANGERAN ATLANTIK update? Absen dulu yuk☝️

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Siapa aja nih yang nunggu PANGERAN ATLANTIK update? Absen dulu yuk☝️

Jangan baca judul part nya, ntar overthinking, gak ada yang sad kok. Aku, penulis yang anti sad, soalnya hati mungielku mudah tersakiti.

Oh iya, itu reader yang pada nabung episode PANGERAN ATLANTIK, diharap baca dari sekarang, ntar kalo sebagian chapternya udah di unpublish, pada ngamokk🙂

Udah segitu saja, sebelum baca vote dulu lah, jangan pelit!

Happy reading!

-

"Kita punya harapan, tapi semesta punya kenyataan. Semoga, semesta berbaik hati, kembali mempertemukan kita, di titik terbaik menurut takdir."

-Pangeran Atlantik-

"Saat kita mati-matian untuk tetap bertahan hidup, tapi mulut serta tindakan orang-orang di sekitarmu malah membuatmu ingin mengakhiri hidup."

-Elara Ayesha-

-

36.Selamat tinggal, semesta

"Tanda tangan surat ini sebelum pergi."

Diliriknya sebuah kertas putih diatas meja, sejak kapan Atlantik menyiapkan segalanya? Bahkan surat cerai telah tersedia. Seolah ia telah siap untuk memutuskan ikatan pernikahan mereka sedari lama. Tapi ya sudahlah, ini memang jalan yang terbaik untuk mereka.

Seperti perintah Atlantik, Elara yang telah siap bersama dengan tas ranselnya yang ia sandang, meluangkan diri untuk menanda tangan surat cerai yang telah diatas meja.

Awalnya, ia yang ragu-ragu, sedikit mengangkat kepala mengintip reaksi Atlantik. Ekspresinya terlihat datar dan dingin. Jari telunjuk Atlantik lantas mengetuk-ngetuk permukaan kertas tersebut. "Suratnya yang ditanda tangan, bukan malah ngeliatin muka gue!"

"I-iya." Menarik napasnya, ia perlu mengumpulkan tekad sebelum ujung pulpen itu menyentuh permukaan kertas. Ia harus siap menerima kenyataan, itu berarti pernikahan mereka benar-benar telah usai. Mereka berdua tidak lebih hanyalah sekedar dua orang asing.

Saat tangan Elara bergerak hendak membentuk goresan tinta disana, detik itu juga Atlantik kembali menarik kertas tersebut.

"Lho Atla? Itu kenapa surat cerainya Atla ambil? Ara belum tanda tangan."

Entah mengapa lelaki ini nampak gelagapan, sebenarnya ia tengah mencari-cari alasan yang klise dalam benaknya. Bualan yang dapat mengelabui Elara.

Mendadak gagu dirinya. "I-itu-- surat ini udah lusuh, nanti gue kirim yang baru ke alamat lo."

PANGERAN ATLANTIK (Open PO)Where stories live. Discover now