CHAPTER 5

8.5K 437 16
                                    

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Terlihat zafran di sebuah kuburan sambil mengadahkan tangannya berdoa, setelah dari kampus ia memang tidak pulang, ia sempatkan diri untuk ke kantor setelah itu ke kuburan kedua orang tuanya, di sana dia mengeluarkan semua masalahnya dia menceritakan apa yang ia pendam beberapa bulan atau beberapa hari terakhir

Memang ia bukan tipikal laki-laki yang selalu menceritakan masalahnya kepada orang lain, bahkan tidak ke kakek, nenek, dan temannya, karena ia tidak ingin melibatkan mereka dalam masalahnya sendiri

"Ayah... Bunda.... Zafran rindu, andai ayah dan bunda masih ada pasti kalian akan bangga kan dengan pencapaian zafran saat ini? Yah... Bun... Bohong jika zafran selalu kuat. Ada kalanya zafran lemah dan membutuhkan pelukan bunda, ada kalanya zafran lelah dan butuh semangat dan dukungan dari ayah

Kalian gak ada niatan ke mimpi zafran? Zafran rindu"

Ucap zafran melepaskan semua yang ingin ia katakan, ia menangis di sana, di depan orang-orang ia berusaha tegar di balik muka dingin dan datar nya ada air mata yang ia tahan, dan akan ia keluar di dua tempat yang membuatnya lemah, yaitu di sajadah saat sepertiga malam dan di depan makan kedua orang tuanya

"Ayah. Bunda, zafran pamit dulu ya nanti kapan-kapan zafran ke sini lagi"

Lanjut zafran dan pergi dari sana, langit tidak memperlihatkan cerah nya, awan-awan putih kini berubah menjadi abu yang menandakan akan turun hujan, dan benar saja saat ia akan sampai ke mobil nya hujan deras turun mengguyur bumi, zafran dengan terburu-buru lari menuju mobilnya yang tinggal beberapa langkah dari nya

" اللَّهُمَّ صَيِّباً نَافِعاً "
"Ya Allah, turunkanlah pada kami hujan yang bermanfaat."


Doa zafran ketika sudah sampai di mobil nya dan melepas jaket yang ia kenakan, setelah itu ia langsung mengemudikan mobilnya pergi dari tempat itu, saat di perjalanan tepatnya di halte yang tidak jauh dari kampus ia melihat dua gadis yang sedang berdiri di sana, ia sedikit menyipitkan matanya dan ia sedikit mengukir senyuman karena di sana ada gadis yang ia cintai.

Ia sempat berfikir kenapa mereka tidak pulang? Mungkin tidak bawa mobil atau motor? Ia lalu mengarahkan mobil nya untuk menemui mereka, saat Zafran memarkirkan mobilnya di depan mereka, Ghina dan Hazel salah menatap satu sama lain seolah-olah bertanya siapa yang berada di dalam mobil tersebut.

"Zell siapa?"
Tanya Ghina sambil mengarahkan bola matanya ke arah mobil di depan nya.

"Gak tau juga gue. Jangan-jangan,"

"Jangan-jangan apa?"

"Jangan-jangan dia penculik manusia terus mau culik kita."
Jawab Hazel sedikit histeris

Plakk...

Satu pukulan mendarat di pergelangan tangan Hazel.

"Ckk bener-bener ya lo, dia ajak serius malah bercanda."
Jawab ghin.a kesal.

"Lo lesbi? Lo mau nikahin gue sampai-sampai lo bilang lo mau seriusin gue? Wahh parah mulai sekarang jangan bersahabat kita,"
Ucap Hazel sedikit menjauhkan diri dari Ghina.

Pemuda Bertasbih || Saquel CSGA (TERBIT)Where stories live. Discover now