chapter 15

19.4K 1.7K 108
                                    

Happy reading ~



Dengan sedikit ragu-ragu, ibu Aksa mempersilahkan kedua orang itu masuk ke dalam rumah.

Saat pasangan suami istri tersebut hendak mendudukkan diri mereka di salah satu kursi rotan, keduanya tiba-tiba berhenti sejenak karena melihat seorang pemuda tinggi yang berjalan keluar dari kamar mandi dengan rambut yang masih sedikit basah.

Wanita dengan penampilan elegant itu langsung tercekat kaget dan membolakan matanya.

Bukannya duduk, ia malah menghampiri pemuda yang juga tengah kebingungan melihat kearah mereka berdua.

"Rava... I-ini Rava..." Ucapnya terbata-bata.

Ia juga seketika menjadi lemas dan hampir terjatuh di hadapan pemuda yang nyatanya adalah Aksa, namun dengan cekatan Aksa memegang tangan wanita itu agar tidak merosot ke lantai.

Aksa semakin bingung karena wanita di hadapannya itu kini sudah menangis.

"Nyonya maaf... Kenapa anda menangis..." Aksa bertanya dengan raut kebingungan.

"Bayi... Bayi kecil mama... Kamu... Sudah sebesar ini sayang..."

"Maksud nyonya..?"

Setelah sebelumnya Layla disuruh kewarung untuk memanggil ayah Aksa, akhirnya keduanya sudah balik bersama dari warung.

Ayah Aksa agak terkejut melihat kedatangan pasangan itu. Namun ia cepat-cepat merubah raut keterkejutannya.

Pria paruh baya itu tahu... Bahwa hal seperti ini  cepat atau lambat akan diketahui juga.

Saat semua orang telah duduk di kursi, ayah Aksa sedikit menghela napas dan menatap kearah putra angkatnya itu.

Ia tersenyum singkat dan mulai menceritakan semua perihal Aksa yang 17 tahun lalu ditemukan mereka tepat disamping rumah yang ditumbuhi semak-semak.

Bayi 10 bulan itu menangis sambil memegang tali compeng yang tergantung di lehernya sambil mengeja kata 'mama' yang masih belum begitu jelas.

Aksa yang mendengar hal itu tentu saja sangat terkejut dan sedikit tidak percaya pada apa yang dijelaskan ayahnya.

Ia kembali menoleh pada wanita yang diketahui adalah ibu kandungnya itu yang masih menatapnya dengan air mata yang mulai berjatuhan dari iris cantiknya.

Kemudian beralih menatap pria dewasa di samping wanita tersebut, yang diketahui juga adalah ayah kandungnya.

Pria itu tengah mengusap-usap punggung istrinya sambil sesekali melihat kearah Aksa dengan pandangan sendu.

"Aksa... Beliau berdua ini adalah orang tua kandung kamu nak.." ayah Aksa sedikit menjeda kalimatnya dan memejamkan matanya sejenak, kemudian melanjutkan.

"Maaf jika selama ini... Abah dan ibu belum mampu beri kehidupan yang baik dan berkecukupan buat kamu. Akhirnya tugas Abah dan ibu cukup sampai disini untuk kamu nak. Abah harap... Dengan kehidupan baru kamu selanjutnya--"

"Gak ! Gak ada kehidupan selanjutnya buat Aksa. Abah dan ibu lah orang tua Aksa... Bukan mereka atau siapapun, Aksa gak mau ikut mereka"

Setelah menyelesaikan deretan kalimat penolakannya itu, Aksa melangkah lebar kekamarnya dan menutup pintu dengan sedikit membanting daun pintu tersebut.

Para orang tua yang masih berada disana hanya mampu melihat satu sama lain dengan pasrah.

Ibu Aksa melihat wanita bernama Erika itu dengan sedikit tak enak hati atas sikap Aksa barusan.

Aksa, gue hamil !! |ENDWhere stories live. Discover now