20 : Traitor

9.6K 549 0
                                    

Masih banyak nih yang baca tapi nggak vote atau comment:(

Pencet tombol bintangnya dong sebelum baca.

Enjoy!

"Haaah... paru-paru sialan!" rutuk Violet dengan suara serak, ia baru saja menggunakan inhalernya setelah asmanya hampir kambuh lagi. Ia sekarang masih menyender di kaki ranjang milik Eleanor.

"Yang penting dua uler itu udah pergi. Bentar lagi selesai, Vi. Jangan lemah!" ucap Violet pada dirinya sendiri, ia kembali memasukan corong inhaler ke dalam mulutnya lalu menekan inhaler sekali, menarik nafas dan menahan nafas beberapa detik setelah melepas alat itu dari mulutnya.

"Kak Vio?" Rolando mengetuk pelan pintu, lelaki itu sempat mendengar Violet bercerita sendiri. Ia masih menerka-nerka maksud dari kalimat kedua ucapan kakaknya. Namun ia mengurungkan niat untuk bertanya karena melihat wajah pucat gadis itu.

Biarlah nanti setelah Violet dalam keadaan baik, ia akan bertanya.

Violet menoleh sedikit terkejut, sebab Rolando memergokinya sedang dalam kondisi yang tidak diinginkannya terlihat oleh adik-adiknya. Violet tidak ingin terlihat lemah, ia ingin terus dikagumi karena selalu kuat, baik fisik dan mentalnya.

"Kenapa, Land?" tanyanya memasang wajah datar.

Rolando melangkah ke dalam kamar lalu duduk bersila di samping kakaknya, "Kak Vio, oke?" tanyanya lembut.

Violet hanya mengangguk, ia menaruh inhalernya di saku celananya.

"Makasih ya, Kak,"

"Hm?"

"Makasih udah belain Roland dan Elea dari Papa," ucap Rolando tulus, "Kakak kejam, tapi Papa pantes kena bogem."

Violet mengangguk lagi.

"Kakak pasti udah lama nahan sakit hati ke Papa, makanya sampe babak belur gitu si orangtua puber dua kali."

Ujung bibir Violet tertarik tipis.

"Maaf, ya, Kak. Harusnya Roland yang melindungi keluarga kita, tapi Roland nggak becus. Malah kakak perempuan yang lindungin adik laki-laki."

"Kamu ngira perempuan lemah?"

Rolando gelagapan, "Bukan, Kak!"

Melihat adiknya gugup sendiri salah bicara, Violet terkekeh. Kali ini benar-benar terkekeh karena hal lucu.

"Eh?" Rolando terperangah melihat wajah Violet saat terkekeh geli, sangat cantik dan manis. Aura menakutkan yang biasa membuat bulu kuduk Rolando meremang, kini hilang seketika tergantikan dengan kekehan merdu yang menghangatkan hati.

Beruntung sekali Rolando dapat melihat ekspresi langka Violet ini. Ia akan pamer ke saudara-saudara, sahabat-sahabat, dan juga Dominic—tunangan Violet.

"Kenapa?" Wajah Violet berubah datar lagi melihat wajah bego adiknya.

Rolando menggeleng, "Baru lihat 8 keajaiban dunia."

Violet menaikkan alisnya, "Bukannya cuma 7?"

"Ada satu lagi, senyumannya Kakak." jawab Rolando lalu tersenyum lebar. Ia berhasil menggombali kakaknya.

The Return of Villain Sister (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang