22 : Setting Fire

11.1K 556 4
                                    

Yang lagi puasa, jangan emosian ya kalau part ini bikin greget🙏🏻

Btw, selamat paskah buat readers yang merayakan!

Enjoy!

Usai pemasangan lilin, Dominic, Violet dan Alya turun dari panggung kembali tempat duduk mereka.

"Vi," Dominic menyodorkan sapu tanyannya pada Violet di sampingnya, "Kamu nangis." bisiknya saat orang-orang di dekat mereka sibuk menonton atraksi kembang api.

Violet langsung menyentuh ujung matanya, terdapat air mata di sana, "Cuma kelilipan kena abu kembang api," alibinya, padahal Dominic sudah menyadari mata berkilau gadis itu dari setelah momen Dominic bersama Mamanya.

Tangan Violet mengelap sisa air mata dengan sapu tangan yang diberikan Dominic. Sial, ia ketahuan menangis di hadapan pria gila itu lagi.

"Omong-omong," Dominic mendekatkan bibirnya ke telinga sebelah Violet, "Kamu belum ngucapin 'happy birthday' dari tadi."

"How about that kiss? Does it count?" balas Violet berbisik.

"Just want to hear your voice when you say it."

Violet berohria, ia meraih kepala hingga telinga kanan Dominic mendekat ke bibirnya.

"Happy birthday, Sayang."

Suara Violet yang biasanya merdu disertai ketegasan dalamnya, kini terdengar lembut dan sedikit... sensual? Ah sial Dominic! Tetap berpikir jernih!

Dua bulan lagi, oke?!

Kepala Dominic tiba-tiba didorong Violet menjauh, pria itu tersadar dari lamunannya lalu tersenyum senang yang sangat lebar.

Bahkan Violet ngeri sendiri bibir pria itu sobek.

"Wow what an amazing fireworks show! Ah saya sampai nggak lihat Ibunda Ratu, Pangeran dan Putri kita tadi sudah turun panggung. Hahaha!" ucap MC itu berkelakar, beberapa tamu tertawa mendengar candaannya, "Baiklah, acara selanjutnya adalah ramah-tamah. Bagi para tamu dipersilahkan menikmati sajian sesuai porsi dan anjuran dokter!" kelakarnya lagi sebelum turun dari panggung.

Acara diakhiri dengan ramah tamah, Ileana dan Alya berbincang panjang, tiga adik Violet sudah pergi entah kemana untuk berburu makanan di open kitchen dan prasmanan, sementara Dominic, Violet dan Ernest menikmati makanan yang tersedia di meja dengan khidmat. Sesekali pasangan itu membuat Ernest jadi nyamuk karena Dominic menyuapi Violet dan mengelap sisa makanan di bibir Violet.

Dasar anak muda, nanti kalau udah nikah lihat aja batin Ernest berdecih sambil menyeruput sup jamurnya tak niat.

"Vince, ambilin es krim vanila di sana, kalau ada makanan lain ambil juga, ya," suruh Violet menunjuk stand dengan mesin es krim. Dominic yang sudah selesai makan mengangguk menuruti keinginan tunangannya.

Seperginya Dominic, Violet berpindah ke kursi pria itu agar lebih dekat dengan Ernest.

"Kakek, Vio mau ngomongin sesuatu," ucap Violet, Ernest hanya menoleh dengan pandangan bertanya.

"Terima kasih, atas segalanya," Violet menatap kakeknya intens, "Karena membawa Vio pergi dari Papa, melatih dan mendidik Vio keras, dan mengembalikan Vio ke adik-adik saat Vio udah kuat melindungi mereka."

Ernest memandang cucu kesayangannya aneh, "Kamu nggak berniat bunuh diri, kan, Vio?"

Violet terkekeh makin membuat perasaan Ernest tak enak. Sejak kapan Violet dewasa berucap terima kasih dan terkekeh di depannya? Terakhir kali saat gadis itu masih sekolah dasar.

The Return of Villain Sister (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang