23 : Denial

10K 536 17
                                    

Makasih yang udah boom votes, Author lebih semangat updatenya hihi

Enjoy!

Dingin,

Hening,

Mengerikan.

Begitulah kata-kata yang cocok untuk menggambarkan situasi dalam ruangan Violet, setelah Ravelio datang menceritakan pertemuannya dengan Dominic dan Olivia di Mall berduaan lengkap dengan foto keduanya.

Reaksi dua saudara perempuan Ravelio berbeda-beda. Eleanor terkejut dan langsung menghujat Olivia habis-habisan.

Sementara yang bersangkutan, Violet hanya diam tak bereaksi atau berkata-kata apapun.

Violet hanya diam, namun diamnya itu yang menyeramkan. Gadis itu hanya memandang kosong laptopnya yang bahkan sudah meredup dan mati.

"Kak Vio?"

Setelah lelah marah-marah sendiri,
Eleanor memanggil kakaknya seraya menatap Violet takut-takut.

Ravelio juga tak bernyali untuk bertanya, terbesit rasa penyesalan telah melaporkan soal Dominic ke Violet. Ia takut kakaknya berubah menjadi seperti dulu. Terlebih Violet sekarang pasti sangat kecewa dan sakit hati, gadis itu terlihat sangat mencintai Dominic. Kakak kembarnya lebih banyak menunjukkan ekspresi positifnya bila bersama Dominic. Namun ternyata Dominic menyelingkuhinya, seperti Papa mereka menyelingkuhi Mama.

"Keluar," desis Violet mengeluarkan suara.

"Ka—"

PRANGGG

Gelas air di atas meja Violet pecah akibat dilempar ke dinding.

"KELUAR!" usir Violet marah, iris mata violet nan tajam sudah berkaca-kaca menatap Ravelio dan Eleanor yang mematung di tempat.

Ravelio tersadar duluan, ia memegang tangan adiknya membawa Eleanor yang hampir menangis untuk ke luar ruangan Violet.

Seperginya dua adiknya, Violet mengunci pintu ruangan. Memandang ke arah mini bar tempat koleksi minuman beralkohol mahal miliknya dan kakeknya.

Tangan gadis itu membuka salah satu botol minuman yang isinya cairan berwarna kuning bening, menuangnya ke dalam gelas kaca lalu menengguknya hingga tandas.

Violet tidak pernah merasakan hal ini sebelumnya, gadis itu memang selalu memiliki dendam dan amarah. Kali ini berbeda, dadanya sesak dan sakit tapi karena bukan penyakit asmanya melainkan hal lain.

Apakah Violet sedang mengalami yang namanya 'patah hati'? Apakah memang sesakit ini?

Violet ingin marah tetapi ia tak tahu harus bagaimana. Ia belum pernah dikhianati pria lain—selain Papanya.

Ia belum pernah mencintai pria lain, Dominic adalah satu-satunya pria yang berhasil dekat dengannya. Violet telah jatuh cinta sedalam-dalamnya pada Pria Gila itu dan setelah jatuh, ia merasa dibuang demi gadis yang tak menarik sama sekali. Entah apa yang dilihat Dominic dari Olivia.

Jelas-jelas dari segi apapun, Violet jauh lebih baik dari Olivia.

Ya, Violet lebih sempurna dan berharga mahal lebih dari batu mulia dibanding seonggok kotoran itu.

"Lo bakal nyesel, Sayang," Tanpa sadar, Violet meneguk cairan memabukan itu langsung dari botol. Tubuhnya mulai bereaksi dengan alkohol dalam peredaran darah.

Dominic akan sangat menyesal.

Jangan kira Violet akan bersedih, galau, meraung-raung untuk membujuk Dominic kembali bersamanya. Hati Violet memang telah melembut, tapi tidak lemah.

The Return of Villain Sister (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang