chapter 16

19.2K 1.5K 90
                                    

Happy reading ~



Aksa dan Kalka saling menatap satu sama lain selama beberapa detik. Dari keduanya tak ada yang ingin lebih dulu mengalihkan pandangan mereka, sampai seorang MC yang berada di atas mini panggung membuka suaranya dengan memanggil si pemilik acara, yakni ayah Kalka untuk menyampaikan sepatah dua kata untuk para tamu undangan.

"Ah.. pak Randy, saya permisi"

"Silahkan pak.." balas Randy dengan senyum simpulnya.

"Rava.. ? Papa tinggal ambil minum dulu" ujar Randy seraya memegang pundak sang putra, tak lupa dengan kedipan kecilnya.

Setelah kepergian ayahnya, Aksa langsung memegang lengan Kalka dan segera membawanya ke toilet.

Sesampai keduanya di salah satu bilik toilet, Aksa melepas genggamannya lalu menangkup kedua pipi Kalka yang mulai terlihat gembil.

"Ini mas, sayang..." Ucap Aksa.

Kalka mengangkat tangannya untuk memegang pipi Aksa, jari-jarinya menelusuri setiap jengkal wajah tampan itu.

"Ini... Ini beneran mas Aksa.."

Tanpa berlama-lama, Kalka segera menubrukan tubuhnya ke pelukan pemuda yang sangat dirindukannya itu.

Aksa balas menarik pinggang Kalka yang tak lagi ramping dan semakin membenamkan wajah itu ke dadanya.

Keduanya seperti itu selama beberapa menit, saling meluapkan tumpuk kerinduan satu sama lain selama 2 Minggu terakhir.

"Kenapa mas bisa ada disini..? Terus siapa om-om tadi ? Kok mukanya mirip mas ?"

Aksa terkekeh mendengar deretan pertanyaan itu dan mencubit pelan ujung hidung Kalka.

"Papa sayang... Bukan om..."

Kalka mengerutkan dahinya tak paham dengan jawaban tersebut.

"Maksud mas ?"

"Nanti mas jelasin, sekarang kita keluar dulu ya ? Pasti udah dicariin.."

"Gak mau... Mau berdua sama mas aja..." Rengek Kalka kembali memeluk suaminya.

"Oh iya mas, aku masih sering muntah kalo nyium bau-bau yang tajam atau gak enak sampe badanku lemas banget... Tadi aja masih pusing, tapi pas mas disini udah gak lagi..." Lanjutnya mengadu seraya memainkan dasi suaminya.

Aksa merasa sangat bersalah karena tak mampu berada di sisi Kalka saat istrinya itu berada pada masa-masa sulit kehamilannya.

Pemuda tinggi itu mengecup sedikit lama dahi Kalka, lalu berjongkok di hadapannya. Ia bergantian mengelus dan mencium perut buncit yang terdapat calon anaknya itu.

"Mas benar-benar minta maaf, tapi Kamu tenang aja, mas tetap bakal bawa kamu... Mas janji sayang..."

Kalka mengangguk paham dengan apa yang dikatakan Aksa.

"Em... Mas tau gak ? Penampilan mas itu... Buat aku pengen--

Kalka menjeda kalimatnya dan sedikit menunduk lalu berbisik ditelinga Aksa.

--...."

Mendengar kata terakhir yang diucapkan istrinya, Aksa tiba-tiba keselak ludahnya sendiri.

"Kamu ya..? Masih sempat-sempatnya.."

Pemuda tinggi itu kembali menegakkan tubuhnya dan sedikit berdehem, lalu menggenggam tangan Kalka untuk berjalan keluar dari toilet.

Saat keduanya melewati koridor hotel menuju ballroom, mereka di hadapkan dengan ayah Kalka yang tengah menatap tajam ke arah Aksa.

Aksa, gue hamil !! |ENDWhere stories live. Discover now