24 : Anger

9.6K 538 5
                                    

Chapter ini sedikit menguji emosi🙏🏻

Jangan lupa vote sebelum baca ya!

Enjoy!

Eleanor memasuki kelas dengan wajah memerah padam, matanya tertuju pada seorang gadis yang menggunakan gips pada pergelangan tangannya.

Shaza mengernyit bingung melihat sahabatnya datang dengan aura permusuhan sangat kental.

"PELAKOR BANGSAT!" umpat Eleanor keras lalu menjambak rambut Olivia kuat, "INI SEMUA GARA-GARA LO ANJING!"

"Akh... sak-kit... to-tolong!" pinta Olivia merasakan sakit pada kepalanya, rambutnya seakan ingin tercabut sampai akar-akarnya. Tangan kirinya berusaha menjauhkan tangan Eleanor.

"Lea! Kenapa woi?!" Shaza panik sendiri, karena Eleanor tidak pernah semarah dan sekasar ini pada Olivia.

Murid-murid di dalam kelas tak ada yang berniat menolong Olivia, mereka takut pada Eleanor. Mereka hanya menonton, kecuali satu murid yang keluar kelas mencari orang untuk menyelamatkan Olivia.

PLAK

Eleanor menampar Olivia keras, hingga gadis itu oleng dari kursinya dan jatuh ke atas lantai.

"Seumur hidup gue berusaha deket sama Kak Vio, gue selalu berharap Kak Vio berubah baik ke adik-adiknya," ucap Eleanor lalu mengusap air matanya kasar, "Setelah sekian lama akhirnya harapan gue tercapai, tapi lo... LO NGERUSAK ITU LAGI!"

Eleanor menarik rambut Olivia hingga kepala gadis itu mendongak ke arahnya, "LO DIBAYAR BERAPA SAMA DOMINIC, HAH LONTE?!"

"Apa?"

Bentakan Eleanor ke Olivia membuat Shaza dan murid-murid kelas serta Geng Phoenix—termasuk Kenzie yang sudah kembali dari Jepang, terkejut memandang Olivia tak percaya. Kecuali Rolando tentunya yang sudah tahu betapa bangsatnya gadis polos itu.

"A-aku eng-gak tahu maksud kamu!" elak Olivia terbata-bata, setelah Eleanor melepas jambakannya.

Eleanor mengeluarkan ponselnya lalu memperlihatkan foto Olivia berpakaian seksi sedang bergelayutan di tangan Dominic hingga tangan lelaki itu menempeli dadanya. Foto itu diambil Ravelio dengan kamera zoom jauh sebelum memastikan dua orang familiar yang dikenalnya. Gadis itu menunjukan foto itu ke semua orang termasuk Kenzie dan Geng Phoenix.

"Lonte ini udah godain calon suami Kak Vio," ungkap Eleanor sinis, "Nggak nyokap nggak anaknya, sama-sama perusak hubungan orang!"

"Anjir gue nggak nyangka si polos Olivia ternyata pelakor!"

"Dasar PPB, polos-polos bangsat!"

"Gue jadi Elea juga marah banget anjing!"

"Pantes semua cowok dia deketin, ternyata udah biasa ngerayu om-om!"

Olivia mendengar bisik-bisikan murid- murid di kelasnya, "Itu nggak bener!" Gadis itu masih mengelak. Seakan Eleanor memfitnahnya.

"Masih ngelak lagi lo, Liv?" Rolando melangkah maju, ia menatap jijik gadis penggoda yang bersembunyi di balik topeng polos dan lemah lembut, "Nyokap lo udah ngerusak rumah tangga keluarga gue dan lo ngerusak hubungan Kak Vio!"

"Semua gara-gara lo!" Rolando meninju meja Olivia, ia menahan diri untuk tidak menyakiti perempuan. Padahal kepalan tangannya sudah gatal ingin menonjok wajah menyedihkan gadis itu.

Rolando sangat-sangat menyesal dan geli pada dirinya sendiri, karena pernah terlena dengan wajah menyedihkan gadis itu. Kini, tak ada lagi rasa kasihan dalam hati Rolando.

The Return of Villain Sister (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang