Prolog

32 3 0
                                    

Surabaya,Jawa Timur,2024

"Oi Prabu! Lama banget udah gw tungguin dari jam 7 pagi." teriak seorang pemuda berusia 20 tahun bernama Bagas Danurdara yang baru saja lulus dari kuliah dan ingin pergi liburan.

"Maaf maaf gw ketiduran tadi." jawab seorang pemuda lagi namanya Prabu Husein umurnya 19 bersahabat baik dengan Bagas sejak SMP, mereka bahkan kuliah di tempat sama, dan selalu bersama, mulai dari makan, liburan, bahkan Jomblo pun bersama.

"Lu kenapa dah? Setiap kita jalan-jalan telat mulu." tanya Bagas dengan nada kesal mengingat ini bukan pertama kali Prabu telat. "Pas kita observasi lu juga telat, hampir aja lu ketinggalan bis."

"Ya maaf gw ketiduran." Jawab Prabu sambil terus meminta maaf kepada Bagas, namun sepertinya Bagas sudah terlalu banyak mendengat alasan ketiduran.

"Prabu alasannya terlalu klasik tau nggak?" Bagas berkata sambil memberitahu alasan yang dia pakai dari zaman majapahit itu udah basi, dan meminta prabu agar lebih kreatif saat mencari alasan "alasannya kreatif dikitlah, ya kali setiap telat ngomongnya ketiduran mulu."

prabu menjelaskan, kenapa dia bisa ketiduran, dengan alasan yang sangat, sangat masuk akal "soalnya gw ngeliat ada cahaya aneh di kamar gw terus gw nggak bisa tidur."

"Hah? Cahaya? Mabuk kucubung berapa lu?" Tanya Bagas keheranan setelah mendengar alasan Prabu yang sangat masuk akal

"Kucubung pala bapak kau, ini beneran." jawab Prabu sambil merasa aneh dikatain makan kucubung karena alasannya, padahal dia sama sekali tidak tahu buah kucubung

"Masa sih? Ada cahaya? Pasti malaikat maut." tebak Bagas dengan nada bercanda, dan seketika membuat mereka berdua tertawa lepas

"Wow...Tebakan yang sangat mantap." jawab Prabu sambil tertawa karena tebakan Bagas, akhirnya dia menanyakan kemana mereka akan pergi "oh ya, kita jalan-jalan kemana nih?"

"Kita ke Museum 10 November." jawab Bagas dengan semangat.

"Gas!!" Prabu berkata dengan semangat.

Kemudian merek memesan taxi untuk mengantar mereka ke Museum 10 November, sekitaran jam 9 mereka sampai ke Museum

"Terima kasih bang." Bagas berkata sambil membayar ongkos pengantaran ke supir.

"Gw udah beli tiketnya kita tinggal masuk aja." kata prabu kepada Bagas.

"Cepet amat, beli online?" Tanya Bagas kebingungan,dan menebak prabu membeli tiket secara online

Prabu menjawab dengan santai "iya gw beli online, karna ini hari libur banyak yang masuk nanti kehabisan, dah yuk masuk."

Prabu masuk duluan diikuti Bagas ke dalam, Museum 10 November memiliki 2 lantai yang dibagi menjadi beberapa zona yang meriwayatkan tiap-tiap babak pertempuran 10 november secara kronologis.

"Gas, Gas, potoin gw Gas." pinta prabu sambil memberikan ponselnya ke Bagas agar memfotonya.

Bagas dengan senang hati memfoto Prabu. "Iya bentar, poto dimana?" Tanya Bagas sambil memegang ponsel Prabu.

"Sini nih, di dekat diorama Bung Tomo." kata Prabu sambil berjalan ke arah diorama Bung Tomo di dekat radio jadul miliknya.

"Pose dulu Prabu." Bagas berkata sambil mengarahkan Prabu untuk berpose di dekat diorama. "Coba, pose hormat kayaknya bagus deh."

Prabu mengikuti arahan Bagas dan berpose Hormat di dekat diorama dan memberi tanda kalau dia sudah siap

Bagas mulai menghitung mundur. "Ok, 3....2....1, nah coba liat dulu bagus nggak?" Sambil dia memperlihatkan hasil fotonya ke Prabu.

Unity in Diversity Where stories live. Discover now