CHAPTER 10

8.2K 473 14
                                    

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Sepasang suami istri itu hanya diam dengan kesibukan nya masing-masing, Ghina yang sedang mengerjakan tugas dari dosen nya sedangkan Zafran yang sibuk dengan handphone nya, setelah pulang kuliah mereka langsung pergi ke rumah orang tua Ghina untuk mengambil pakaian nya, sudah di pastikan ummi yang melihat takdir anaknya itu menangis memeluk Ghina erat setelah mereka tiba di sana, kasih sayang seorang ibu tiada tara ummi terus menangis di pelukan Ghina saat itu dengan mulutnya mengucapkan maaf.

Ah.. mengingat itu membuat Ghina ingin menangis dan tidak fokus dengan tugas nya, mereka hanya sibuk dengan urusan mereka berdua sedangkan beberapa barang belum di susun di tempatnya, ya memang setelah pulang dari rumah orang tua Ghina, Zafran dan Ghina memutuskan untuk langsung menepati rumah itu rumah yang masih terletak di lingkungan pesantren dan berjarak beberapa meter dari rumah ndalem, itu adalah rumah yang di persiapkan Zafran untuk ia tinggali saat sudah berkeluarga dan ya sekarang ia sudah menepati nya.

Zafran yang tadinya sibuk dengan handphonenya melihat ke arah jam dan jam sudah menunjukkan pukul setengah tiga, Zafran langsung bangun dan menuju ke kamar mandi Ghina yang melihat itu sorot matanya mengikuti langkah Zafran setelah sampai dia kamar mandi Ghina mengangkat kedua bahunya bodo amatin aja batin nya.

Beberapa menit di sana Zafran sudah keluar dengan setelan jas rapi yang membuat Ghina yang melihat itu heran? Jin qorin nya kah? Batin nya.

"Kakak mau kemana pakai pakaian kayak gitu?"
Tanya Ghina buka suara.

"Kantor."
Jawab Zafran singkat.

"Ngapain?"
Tanya Ghina sekali lagi.

"Jika saya tidak kerja memangnya kita mau makan apa?"
Jawab Zafran dengan helaan nafasnya.

"Ya maksudnya kakak udah kerja gitu? Kok aku baru tau?"

"Karena kamu gak nanya,"

"Ya ini aku nanya kak,"

"Kan sudah di jawab."
Jawab Zafran yang membuat Ghina memutar bola matanya.

"Yasudah saya berangkat dulu, kamu kunci pintu jangan keluar tanpa seizin saya, kalau mau kemana-mana izin saya dulu,"

"Iya kak faham."
Jawab Ghina dan Zafran pun melenggang pergi dari sana.

"Dihh main pergi aja gak salam sama istri sendiri, eh emang gue istrinya? Tapi iya gue istrinya, istri yang tidak di cintai,"
Gumam Ghina, tiba-tiba suara pintu terbuka yang membuat Ghina membalikkan badannya, di sana terlihat Zafran yang mulai mendekat ke arah Ghina.

"Lah kakak ngapain balik lagi?"
Tidak ada jawaban justru Zafran semakin mendekat yang membuat Ghina mulai gelagapan.

"K--kak, kakak ngapain balik lagi?"
Tanya Ghina sekali lagi namun justru Zafran hanya diam dan terus mendekat ke arah Ghina.

"Ni gue punya salah apa ya Allah sama ni patung es satu."
Batin Ghina yang ketakutan, tiba-tiba sebuah uluran tangan berada di depan wajah Ghina.

"Kenapa kak? Uang jajan?"
Tanya Ghina membalas perkataan Zafran tadi pagi.

"Ada tampang saya mau minta uang? Buat apa juga, salim sama suami, biar berkah."
Jawab Zafran.

Pemuda Bertasbih || Saquel CSGA (TERBIT)Where stories live. Discover now