CHAPTER 11

7.9K 672 65
                                    

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Gadis dengan balutan hijab pasmina itu sedang berada di kamarnya merebahkan tubuhnya yang seharian ini mengerjakan tugas dari dosen nya

"Haih... Capek juga, tugas kalau gak banyak paling yang sulit-sulit di kasih, nasib udah"
Gerutu Ghina, lama berbaring sambil memejamkan mata ia lalu merubah posisinya menjadi duduk

"Hmm apa gue jalan-jalan dulu kali yak. Sambil nunggu kak Zafran pulang juga, paling masih lama dia di masjid"
Celetuk nya dan bergegas berdiri

Kini ia sedang berada di lingkungan pesantren, lebih tepatnya di gazebo ia sedang berjalan-jalan menghirup udara pesantren yang segar, ia tidak menyangka bahwa ia akan menjadi istri cucu pemilik pesantren yang bisa di bilang besar dan lumayan terkenal, bahkan ia merasa minder ketika melihat santri-santri yang agamanya tinggi dan seharusnya mereka lah yang pantas untuk bersanding jika sekelas dengan Zafran.

Di tengah perjalanan nya Ghina tidak sengaja melihat dua santriwati dari jauh, sepertinya baru pulang dari ngaji fikirnya, Ghina pun segera bersembunyi bukan apa hanya saja ia malu jika bertemu dengan para santri, bahkan jika ia ingin keluar pun ia harus mencari keadaan yang sepi agar dia bisa keluar dan jalan-jalan seperti kondisi ini, saat sedang bersembunyi Ghina tidak sengaja mendengar kata-kata dua santri tersebut yang membuat nya sakit hati

"Eh kamu tau istri Gus Zafran itu gak?"
Tanya salah satunya

"Ning Ghina? Kenapa emangnya?"

"Katanya mereka menikah karena kesalahpahaman, kayak kasihan aja gitu sama Gus Zafran niatnya baik nolongin eh malah kejadian kayak gini"

"Eh iyakah? Ya Allah kasihan ya Gus Zafran, juga ya aku kurang setuju jika dia jadi istri Gus Zafran, jangan-jangan juga kejadian itu dia yang rencanain"

"Ihh parah banget sih kalau iya, wanita murahan kalau gitu mah"

"Coba katakan sekali lagi?"
Ucap seorang laki-laki dengan suara berat dari belakang mereka, seketika mereka langsung berhenti tidak mungkin mereka tidak mengenal suara Gus nya kan?

"Kenapa diam? Saya menyuruh kalian mengucapkan apa yang kalian bicarakan terhadap istri saya tadi"
Ucap Zafran sekali lagi

"E--eh Gus Zafran"
Ucap salah satu dari mereka sambil menundukkan pandangannya

"Tarik kembali ucapan kalian, apakah kalian pantas membicarakan Ning kalian sendiri di belakangnya? Apakah pantas seorang santri menghina Ning nya sendiri di belakangnya? Wallahi saya tidak ridho jika istri saya di bicarakan yang tidak-tidak, dia adalah sebagian diri saya, dia adalah istri saya dan selamanya akan seperti itu!!"

Tegas Zafran dengan sedikit menaikkan nada suara nya, tidak mungkin kan dia membiarkan istrinya di bicarakan yang tidak-tidak oleh orang lain? Ayolah cuek-cuek gitu dia perhatian, Ghina yang masih setia di sana dan mendengar ucapan Zafran sedikit salah tingkah, ia berusaha menahan bibir nya untuk tidak senyum, buru-buru ia langsung pergi dari sana dan berlari menuju rumah

Sampai di kamar Ghina memegang dada nya, merasakan detakan jantungnya yang tidak karuan, bukan karena berlari,tapi karena kata-kata Zafran tadi mungkin Ghina langsung duduk di kasur nya seperti tidak terjadi apa-apa, tak lama terdengar suara pintu terbuka yang memperlihatkan Zafran yang sudah pulang, Ghina hanya menoleh sedikit dan kembali fokus ke handphonenya

"Suami pulang itu langsung di salamin. Bukan malah fokus ke handphone"

Celetuk Zafran sambil menggantung sorbannya, Ghina yang mendengar sindiran Zafran langsung mengerutkan dahinya, ia lalu bangun dan pergi menuju Zafran, saat Zafran berbalik ia sedikit terkejut melihat Ghina yang sudah di sana menyodorkan tangan nya dengan muka yang seperti ini memakan orang

"Apa?"
Tanya Zafran seolah tidak tau menahu tentang kata-kata nya tadi

"Salim"

Jawab Ghina singkat, Zafran hanya mengangguk dan langsung membalas salaman istrinya itu, ghina yang niatnya ingin langsung melepaskan jabatan tangannya namun di tahan oleh Zafran, tiba-tiba zafran menaruh salah satu tangan nya di kepala ghina dan seperti membaca doa, ghina hanya mengamin kan nya dalam hati.

"Tadi doa apa?"
Tanya ghina

"Doa agar istri menjadi berbakti kepada suami"
Jawab Zafran dan langsung pergi ke sofa, sedangkan ghina yang menatap Zafran tajam, bombastis said eye

Ghina yang mendudukkan dirinya di kasur hanya menatap Zafran yang sibuk dengan kitab nya, namun ia teringat dengan kata-kata Zafran beberapa menit lalu.

"Kak. Aku mau nanya"
Ucap Ghina dan langsung membuat Zafran mengalihkan pandangannya

"Apa?"

"Kakak masih mencintai sahabat aku,Hazel?"
Tanya Ghina, entah kenapa ia menanyakan hal ini

"Menurut kamu?"

"Masih, karena gak semudah itu buat melupakan seseorang yang kita cintai"

"Jika kamu tau itu, maka itulah jawabannya"
Jawab Zafran lalu kembali fokus ke kitab nya

"Tidak ada peluang aku untuk masuk ke hati kakak kah?"
Tanya Ghina yang membuat Zafran langsung menutup kitab nya yang membuat Ghina sedikit takut

"Coba lah jika kamu bisa, hati saya saat ini masih tetap berada di sahabat kamu, dan saya akan tetap mencintai hazel untuk selamanya dan akan tetap seperti itu"
Jawab Zafran sambil menekan kata selamanya, setelah itu Zafran langsung bangkit dan keluar dari kamar, Ghina yang mendengar jawaban Zafran menghela nafas pasrah

"Segitu cinta nya ya kak Zafran ke hazel, zell lo beruntung bisa di cintai dengan hebatnya oleh kak Zafran, pada akhirnya kita akan kalah dengan dia yang ia cintai "
Ucap Ghina dan pergi ke balkon, melihat bintang yang memenuhi langit, entah bagaimana kedepannya nanti ia hanya bisa memasrahkan nya kepada Allah, membuat seseorang mencintai kita itu susah ya ternyata, apalagi yang dia cintai sahabat kita.

Assalamualaikum bagaimana kabarnya semua? Baik? Alhamdulillah jika iya, untuk chapter ini sampai segini aja dulu ya yaa dadahhh

*Hai. Ini aku sampaikan langsung, kenapa akhir-akhir ini aku sendiri jarang melanjutkan cerita pemuda bertasbih ini, selain jadwal aku padat dan sedang fokus ke persiapan penerbitan novel aku, yang membuat aku jarang up juga karena males, males apa? Karena pembaca gaib, aku tau cerita ini hanya hiburan semata tapi aku mohon ya hargai para penulis, kami juga menulis gak semudah itu, kadang teks nya sampai ribuan di tulis tapi vote atau komen nya hanya sedikit, buat cerita gak segampang itu banyak yang harus diperhatikan dan di fikirkan. Kayak cerita pemuda bertasbih ini di chapter 1, itu pembaca nya 3rb lebih tapi yang vote cuma 164, aku tau ini terdengar lebay atau apa tapi penulis juga memerlukan effort buat nulis naskah dan ceritanya, belum lagi jika ada yang copy cerita nya, okee segitu dulu untuk hari ini, mohon maaf banget kalau ada kata-kata yang menyakiti hati kalian, sehat selalu semoga selalu dalam lindungan Allah, semangat!!! Dadahhh

Pemuda Bertasbih || Saquel CSGA (TERBIT)Where stories live. Discover now