CHAPTER 17

7.7K 510 25
                                    

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

"Ayah... Bunda... Zafran datang lagi, dan kalian tau siapa yang Zafran bawa? Zafran bawa menantu kalian, Zafran ke sini membawa menantu kalian yang cantik, kalau bunda ada di sini pasti bunda bakal sama istri Zafran tiap hari kemana-mana sama istri Zafran." Lirih Zafran berjongkok di makam kedua orang tuanya, setelah dari rumah Tasya dan Maulana Zafran dan Ghina pergi ke makam kedua orang tuanya.

"Ayah. Bunda, anak kalian begitu baik, dia sekarang sudah sukses dia tumbuh menjadi seorang pemuda yang tampan, dan kuat, dia adalah laki-laki yang paling kuat yang aku temui, dia berhasil tumbuh besar tanpa kalian." Ucap ghina pelan di depan makam mertuanya.

"Ayah, bunda, tetap lihat Zafran dari atas ya, bunda, tegur Zafran jika Zafran berbuat kesalahan sama menantu bunda ini. Ayah, tegur Zafran jika Zafran sudah kehilangan arah dan akan menyerah, jangan tinggalkan anak kalian ini sendirian." Ucap Zafran, tak terasa air matanya menetes di atas makam tersebut lama termenung Zafran menundukkan kepalanya dan berdoa di ikuti oleh Ghina.

Selesai berdoa mereka lalu meninggalkan pemakaman dan mencari cafe terdekat untuk mengistirahatkan diri sebentar, Ghina yang melihat ke arah keluar jendela dengan minuman dingin di tangan nya tiba-tiba terkejut ketika flash handphone mengenai matanya.

"Kak zafran?" Ucap Ghina yang melihat Zafran menurunkan handphonenya.

"Cantik." Ujar Zafran melihat gambar hasil fotoan nya.

"Kakak foto aku?" Tanya Ghina.

"Iya." Jawab Zafran.

"Kak. Kenapa aku di foto, pasti itu aib aku, siniin gak handphone nya." Ucap Ghina berusaha mengambil handphone dari tangan Zafran.

"Tidak bisa, saya tidak mempunyai foto kamu jadi ini saya simpan."

"Ihh tapi jangan tiba-tiba foto juga kak, aku belum siap."

"No. Ini akan tetap saya simpan," ucap Zafran yang terus menaikkan tangannya agar Ghina tidak bisa menggapai handphone nya.

"Iss, yaudah kalau gitu" jawab Ghina dan duduk kembali ke tempatnya, tiba-tiba ia merasa perutnya tidak enak.

"Aduhh." Rintih Ghina yang terdengar oleh Zafran.

"Kamu kenapa? Ada yang sakit? Tadi kamu kena sesuatu? Kita ke rumah sakit ya?" Tanya Zafran tak henti-hentinya.

"Gak kok kak. Cuma mules aja, aku ke toilet dulu ya," ucap Ghina lalu segera pergi.

Lama menunggu Ghina tak kunjung kembali, saat Zafran akan menyusul Ghina ke toilet tiba-tiba seorang perempuan dengan pakaian minim datang menghampiri Zafran.

"Hai, kak." Ucap perempuan itu tersenyum ke arah Zafran.

"Astaghfirullah.... Setan wanita lagi." Batin Zafran yang langsung membuang mukanya, entah sudah berapa kali seorang wanita menghampirinya ketika ia sedang sendirian di sebuah cafe atau taman, mana semua yang menghampirinya semuanya berpakaian tidak layak dengan suara yang benar-benar membuat buku kuduk nya berdiri.

"Kakak di sini sendirian?" Tanya wanita itu lembut.

Bagaimana Zafran tidak mengecap nya setan wanita, setan kan suka menggoda ini perempuan pun berusaha menggoda nya.

"Kak, kok diem aja." Ucap perempuan itu yang tidak dapat jawaban dari Zafran.

"Kakak di sini sama siapa? Sendirian?" Tanya kembali wanita itu.

"Berlima." Jawab Zafran singkat.

"Berlima? Siapa? Kan kakak sendirian di sini."

"Saya, malaikat maut, rakib, atid, dan istri saya."
Jawab Zafran yang membuat wanita itu terdiam.

"Kakak sudah punya istri toh. Tapi kak, kalau kakak mau nyari istri lagi aku siap kok jadi yang kedua." Ucap perempuan itu yang membuat Zafran tidak henti-hentinya beristighfar.

Zafran menarik nafas sejenak memejamkan matanya lalu menaikkan wajahnya, saat ia membuka matanya tatapan dingin dan tajam membuat siapa saja takut tatapan mengintimidasi namun wajah nya yang tampan dan terlihat berwibawa membuat siapa saja wanita yang tenggelam dalam tatapan nya.

"Jangan jatuhkan mahkota mu, kamu seorang wanita dan derajat kamu lebih tinggi dari kami laki-laki, kamu seorang muslim kan? Kamu tau, dulu di zaman jahiliah wanita derajatnya rendah, mereka di jadikan budak, pembantu, pemuas nafsu, di lecehkan dengan mudah, namun setelah Allah menurunkan cahaya untuk menaikkan derajat wanita sehingga surga ada di telapak kaki mereka, beliau adalah Rasulullah shalallahu alaihi wasallam, beliau berjuang mati-matian untuk menaikkan derajat wanita beliau berperang hanya untuk menaikkan derajat wanita agar tidak di jadikan budak lagi, hingga beliau berdarah untuk membela wanita, dan ini balasan kalian kepada beliau? Dengan berpakaian tidak semestinya, menggoda laki-laki tanpa rasa malu.

Kalian seorang wanita, tidak sepatutnya kalian seperti ini, entah seberapa banyak air mata Rasulullah melihat wanita zaman sekarang, entah seberapa banyak air mata ibunda sayyidah Fatimah Az-Zahra yang mengalir melihat anak-anaknya zaman sekarang seperti ini, contohi lah sayyidah Fatimah Az-Zahra yang berpakaian tertutup hingga tidak ada yang tau bentuk wajah beliau, gemuk atau kurus, putih atau hitam, tidak ada yang tau itu sepatutnya kalian contohi, ikutin Sunnah-sunnah yang di ajarkan Sayyidah Fatimah Az-Zahra hingga kalian masuk ke dalam barisannya menuju surga kelak, ingat kalian boleh mengikuti trend sekarang tapi jangan melenceng dari agama, dan kodrat kalian wanita itu di kejar bukan mengejar, jangan turunkan harga diri kalian."

Jelas Zafran lalu segera pergi dari sana, sementara perempuan itu terdiam dengan perkataan Zafran tadi, ia langsung melihat pakaian yang ia kenakan lalu melihat ke arah teman-temannya, mereka juga terdiam, sebenarnya itu tadi hanyalah tantangan dari teman-temannya untuk menggoda Zafran namun siapa sangka justru Zafran mengeluarkan kata-kata yang membuat mereka terdiam seribu bahasa.

Ghina yang baru saja keluar dari toilet terkejut melihat Zafran tiba-tiba sudah ada di depan pintu menunggu nya di sana.

"Loh. Kak, kok di sini? Kenapa gak diem aja di sana?" Tanya Ghina heran.

"Males. Udah gak sakit lagi perutnya?" Tanya Zafran dan di balas anggukkan oleh Ghina.

"Yaudah kalau gitu kita pergi yuk, ada tempat yang ingin aku tunjukkan ke kamu," ucap Zafran lalu menggenggam tangan Ghina erat dan menggandengnya, zafran melewati tempat nya tadi melihat perempuan itu masih di sana, namun kini wanita itu dengan teman-temannya menutup dadanya dengan jaket membuat Zafran tersenyum tipis, semoga mereka bisa istiqamah batin Zafran, setelah membayar di kasir Zafran langsung menggandeng Ghina keluar dari cafe.

"Perempuan itu begitu beruntung mempunyai suami seperti pemuda itu"
Batin perempuan itu sambil tersenyum melihat kedua pasangan suami istri itu.

Tidak ada atau hidayah Allah akan datang dari mana, bisa saja hanya dengan kalimat mampu membuat seseorang kembali ke jalan Allah, maka bersyukurlah karena kamu di beri hidayah oleh Allah untuk semakin dekat dengan-Nya karena tidak semua orang mendapatkan itu, istiqamah pun tidak semudah itu tapi jika kamu berusaha tidak ada tidak mungkin.

Dan seorang perempuan harus menjaga rasa malu nya, menjaga sikap nya agar nanti kita bisa sama-sama berbaris di barisan sayyidah Fatimah Az-Zahra, angkat kepala mu shalihah, jangan biarkan mahkota mu jatuh, junjung tinggi rasa malu mu, jangan membuat Rasulullah dan bunda Fatimah kecewa dengan dirimu.

Pemuda Bertasbih || Saquel CSGA (TERBIT)Où les histoires vivent. Découvrez maintenant