sarapan

364 20 3
                                    

Pagi di kota Bandung terasa begitu dingin. Jika bisa diceritakan lebih detail, dingin nya sangatlah menusuk ke dalam tulang.

Kringggg

Alarm berbunyi dengan begitu kencang hingga membangunkan sepasang pasusu yang baru saja menikah beberapa Minggu yang lalu.

"Pagi sayang.." Sapa Eldiva.

Reval mendudukkan diri nya di samping Eldiva, bibirnya mengembangkan senyuman untuk sang suami.

"Pagi mas.." Ucap Reval.

Cupp

Cupp

Merasa gemas dengan sang istri, Eldiva pun mengecup kening serta bibir Reval. Ayolah, siapa yang tidak akan merasa gemas jika memiliki istri secantik dan semanis Reval.
Pernikahan mereka di dasari oleh cinta, tak heran jika Eldiva sangat memanjakan Reval.

"Mas, aku mau masak dulu. Mas mau makan apa?" Tanya Reval.

"Makan kamu." Jawab Eldiva sarkas.

Reval tertawa, ia menepuk dada Eldiva pelan. Baru semalam Eldiva memakan nya dan mengajaknya untuk olahraga, mana mungkin mereka harus melakukannya kembali di pagi hari.

"Sayang, mas aja ya yang masak. Kamu kan masih capek pastinya, kamu diem aja." Ujar Eldiva.

Reval menatap sang suami dengan tatapan tak percaya, ia seolah meremehkan Eldiva yang baru saja berkata akan memasak untuk mereka.

"Yaudah boleh, tapi harus enak ya. Kalo gak enak, malam Jumat depan gak ada jatah oke?." Kata Reval.

Eldiva memanyunkan bibirnya, itu membuat Reval gemas dan langsung mengecup bibir itu.

"Udah ah ayo kita ke dapur, aku mau liat kamu masak." Ujar Reval.

Mereka pun turun dari ranjang empuk dengan sisa sperma diatasnya, ahh pemandangan yang sangat indah di pagi hari. Masih dalam keadaan telanjang, kedua nya segera mengambil pakaian masing-masing dan memakainya. Setelah memakai pakaian, mereka pun segera pergi ke dapur.

"Sayang, mau makan apa?." Tanya Eldiva.

"Kamu bisa masak apa?." Reval menatap Eldiva sembari menarik kursi di meja makan.

"Telur." Jawab Eldiva.

Sudah bukan hal yang membingungkan, sedari awal mereka menikah, Eldiva hanya bisa memasak telur yang kadang-kadang gosong.

"Yaudah masak telur aja." Ucap Reval.

Eldiva mengangguk. Ia membuka kulkas dan mengambil dua buah telur, ia juga mulai mengambil wajan penggorengan dan menaruh minyak diatas nya, serta menyalakan kompor dengan api yang tidak terlalu besar.

Eldiva menunggu satu menit untuk membiarkan minyak menjadi panas. Setelah minyak panas, Eldiva mulai memasukan kedua telur yang tadi ia ambil.

"Sayang, nasi nya dikit atau banyak?." Tanya Eldiva lagi.

Eldiva sangatlah perhatian, ia tidak ingin mengambil sesuatu yang tidak Reval sukai.

"Secukupnya aja mas." Jawab Reval.

Beberapa menit kemudian, telur pun matang. Untung nya kali ini telurnya tidak gosong, sehingga mereka bisa memakan telur tersebut.

Kedua nya sudah duduk di meja makan, mereka menyantap telur buatan Eldiva dengan sangat lahap. Tidak apa, itu hal yang wajar. Mereka baru saja berolahraga, pasti akan sangat lapar dan lelah bukan?.

"Sayang, mama aku nanya. Kamu udah hamil atau belum? Kita nikah udah hampir satu bulan. Kita juga rajin, jadi mama nanya soal itu.." Ujar Eldiva.

Ahh benar, mereka sangat rajin berolahraga malam. Reval seharusnya tidak lupa bahwa dirinya harus menghasilkan anak untuk sang suami, ia juga harus segera mengecek soal dirinya. Akhir-akhir ini Reval memang merasa bahwa ia sering mual, pusing, mudah kelelahan, bahkan menjadi sangat lemah.

"Belum tau, tapi gimana kalo hari ini kita cek? Temenin aku beli testpack ya." Kata Reval.

Eldiva mengangguk, sejujurnya ia tidak pernah memaksa Reval untuk hamil. Sayangnya, sang ibu sering sekali menyinggung soal kehamilan.
Reval tidak keberatan soal hal itu. Lagi pula, meskipun sang mertua selalu menyindir nya, mertua nya juga sering menyemangati nya untuk mempunyai anak.

Beliau juga pernah berkata, "Nak Reval, gapapa kalo belum punya anak sekarang. Ibu gak keberatan, tapi kalo bisa tolong cepat punya anak ya. Ibu udah terlalu tua, ibu pengen gendong cucu. Lagian sodara nya El juga udah pada punya anak, ibu yakin kamu bakal punya anak juga sama El."

"Sayang , jangan terlalu dipikirin ya. Kalo emang belum hamil gapapa, mungkin belum rezeki kita." Ujar Eldiva.

Reval yang tadinya sedang asik mengunyah makanan, langsung menatap Eldiva dan tersenyum.

"Aku gak mikirin itu kok, lagian aku yakin kita bakal punya anak." Ucap Reval.

Eldiva tersenyum, ia merasa bersyukur mempunyai istri seperti Reval.

"Ini aku udah abis, aku mandi dulu ya. Kalo kamu udah abis, tolong simpen semuanya di wastafel nanti." Kata Reval.

"Iya sayang." Jawab Eldiva.

Reval bangun dari duduknya, ia meninggalkan Eldiva dan pergi mandi.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Mar 09 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

ElVal (lanjutan dari Reval x All)Where stories live. Discover now