38 : Nothing Can Break Us Apart

5.6K 289 5
                                    

Vote dan comment jangan lupa ya!

Enjoy!

"Oh hai, Little Boy." Suara perempuan itu terdengar menggoda, menatap Dominic yang tak sengaja memandangnya.

Wajah Dominic yang datar berubah dingin mendengar suara sensual perempuan di depannya, "Don't call me that." desisnya.

Perempuan bernama Delila terkekeh, "Ah, Dad, dia kayak dulu ya, masih lucu!" Tangannya bergerak mencubit pipi Dominic, tetapi pria itu sigap menahan tangan Delila lalu mencengkeram tangan perempuan itu.

"Akh!" pekik Delila, sayangnya hanya angin belaka ketika perhatian Ayahnya dan Dominic teralihkan ke arah gadis berpostur tubuh tinggi semampai, menggunakan gaun hitam dengan corak keemasan.

"Selamat malam," sapa gadis itu merdu nan tegas, tatapannya melayang ke arah tangan Dominic yang sedang memegang tangan perempuan lain, "Maaf, bila mengganggu reuni kalian."

Tak lama, Dominic tersadar dari kekagumannya melihat sang calon istri yang begitu anggun mengenakan gaun pemberiannya. Ia menepis tangan Delila kasar, lalu merengkuh pinggang Violet hingga merapat di sampingnya.

Dapat terdengar suara ringisan Delila setelah kelakuan kasar Dominic padanya.

Abimanyu berdehem, "Senang berjumpa dengan anda, Bu Violet—ah atau anda nyaman dengan panggilan apa? Secara, anda sangat muda." ucap pria tua itu ramah lalu tersenyum lebar.

"Cukup Nona Violet saja," jawab Violet menatap mata Abimanyu tanpa takut. Ia tahu saat orang yang lebih tua berusaha merendahkan dirinya, menganggapnya remeh karena dirinya masih muda. Untungnya, Ernest telah mengajarkannya cara untuk menghadapi orang semacam itu, termasuk pria beruban di depannya, "Acara yang megah, Pak Belvin. Selamat ulang tahun," pendek umur selalu, tambah gadis itu dalam hati sambil menjulurkan tangan untuk bersalaman.

Abimanyu membalas salam Violet lama, "Terima kasih, Bu Violet, saya merasa terhormat anda bisa datang di acara saya. Baru saya lihat anda menghadiri acara pebisnis lain selain acara tunangan anda."

Violet menarik tangannya sendiri dari jabatan tangan pria tua depannya, "Sama-sama. Saya juga tidak akan datang, bila bukan calon suami saya yang memaksa." ucapnya dengan nada sarkas melirik Dominic.

Melihat interaksi ramah yang dibuat-buat oleh dua orang itu berbeda umur, Dominic berbisik ke telinga Violet untuk mengajaknya pergi.

"Ah, kurang sopan bila membiarkan tamu spesial duduk sendiri kan, Delila?" Abimanyu menatap Delila dengan pandangan tak terbaca.

"Betul, Dad."

"Tidak apa, kami berdua." tolak Dominic semakin melekatkan tangannya diperut Violet.

"Jangan begitu, biarin Delila yang temenin kalian, Dom. Kalian juga dulu temen deket, anggap aja seperti itu." balas Abimanyu dengan ucapan non-formal, memperlihatkan bahwa keluarga Prabaswara dengan Belvin pernah lebih dekat dari sekedar rekan bisnis.

Dominic melirik Violet, meminta persetujuan gadis itu. Violet hanya mengangguk tipis.

"Oke," ucap Dominic lalu mempersilahkan Violet duduk di kursi sampingnya. Sementara Delila mengambil kursi kosong di samping Dominic.

The Return of Villain Sister (END)Where stories live. Discover now