chapter 19

20.8K 1.6K 144
                                    

Happy reading ~



Arga pulang kerumah dan melihat Rani yang tengah duduk termenung di meja makan sambil memegang segelas jus.

Pria itu langsung menghampirinya dan ikut duduk di depannya.

"Ada apa mbak ?" Tanya Arga.

Rani mengangkat wajahnya melihat adik sepupunya itu lalu tersenyum kecil.

"Kalka sudah tau semuanya.."

Arga mengernyitkan dahinya bingung.

"Maksud mbak apa..?"

Rani menghela nafasnya pelan dan menaruh gelas jus ke atas meja, kemudian lanjut memberitahukan Randy atas kebingungannya.

"Peran mbak sudah habis dan sampai disini saja, ayah mbak sudah sakit-sakitan dan ingin melihat mbak punya suami yang sah, mbak juga ingin menikah, ya.. walau usia mbak terbilang sudah tidak muda lagi. Kamu pikir mbak ini kamu yang gak mau punya pendamping hidup ? Kalau setelah menikah mbak masih bisa hamil lagi ya syukur.. kalo gak juga gak apa-apa. Mbak ikhlas membantu kamu karena mbak sendiri juga merupakan saksi kesulitan dan keterpurukan kamu dulu, kamu sudah mbak anggap adik kandung mbak sendiri. Mungkin lusa mbak sudah berangkat ke Singapura untuk mempersiapkan  pernikahan mbak sekaligus mengurus ayah mbak.."

"Jadi mbak mau meninggalkan Arga sama Kalka sendiri ?"

"Arga... Mbak tahu kamu belum bisa berdamai dengan masa lalu kamu, tapi anak itu... Mbak yakin dia benar-benar tulus dan sangat sayang pada Kalka juga bayinya. Kalka juga pasti sangat ingin menemui suaminya dan hidup seperti dulu lagi. Arga... Mungkin mbak sedikit lancang, tapi mbak harus bilang... Kebencian kamu pada Randy, jangan sampai membuat Kalka juga harus ikut menanggung derita yang sama seperti yang kamu alami.."

Arga tidak mengatakan apa-apa dan hanya terdiam mendengarkan kata demi kata yang dilontarkan Rani.

Rani berdiri dari duduknya, mendekat pada Arga dan menepuk pelan bahunya.

"Kamu kuat, kamu tidak lemah seperti dulu lagi. Mbak yakin, kebahagiaan akan datang pada orang-orang yang mau berdamai dengan masa lalunya.."

Setelah mengatakan hal itu, Rani langsung berjalan masuk ke kamarnya meninggalkan Arga yang mungkin masih berkutat dengan pikiran dan hatinya.

Rani tahu hal itu berat, namun jika tidak sekarang.. kapan lagi ?

Rani tidak meminta Arga untuk memaafkan Randy, namun hanya memintanya untuk berdamai dengan keadaan. Karena bagaimana pun juga, hal itu sudah terjadi, waktu tidak bisa diputar kembali.

Jika Arga terus terbayang-bayang masa lalunya, hal itu mungkin akan merusaknya perlahan-lahan.

Arga mengusap kasar buliran bening yang begitu tak tahu diri jatuh dari pelupuk matanya.

Ia kemudian berdiri dan masuk ke kamar Kalka.

Semakin menyeret langkahnya untuk mendekat pada ranjang sang putra.

Matanya menelusuri wajah yang seperti duplikatnya dimasa lalu.

Arga menunduk, kemudian mengecup pelan dahi Kalka yang terhalang poni.

Cukup lama ia melakukan hal itu, lalu segera keluar dari kamar tersebut.

Setelah Arga keluar, Kalka membuka matanya lalu menyentuh dahinya yang baru dicium sang ayah.

Pemuda hamil itu langsung terisak tanpa suara.

"Papa..."

°
°

Aksa, gue hamil !! |ENDWhere stories live. Discover now