CHAPTER 29

7.3K 505 104
                                    

سْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ.

Beberapa hari sudah berlalu hari yang mereka jalani pun seperti biasa, dan kini sepasang suami istri ini sedang berada di sebuah restoran untuk mengisi perut mereka yang sudah lapar.

"Makan jangan belepotan," ucap Zafran sambil mengelap noda makanan di sudut bibir Ghina.

"Loh Ghina, kak Zafran," ucap seseorang yang datang menghampiri mereka.

"Eh Hazel, Masya Allah kamu di sini?" Tanya Ghina sambil memeluk Hazel.

"Iya, kita kebetulan mampir ke sini gak taunya ada kalian." Jawab Hazel.

"Masya Allah nakk, kamu sudah besar ya sekarang," ucap seorang wanita paruh baya ke Ghina.

"Iya dong tan, masa kecil terus." Jawab Ghina tersenyum.

"Semakin cantik juga." Celetuk gadis cantik di sebelah nya.

"Kak Zahra bisa aja." Jawab Ghina tersenyum malu.

"Loh kamu? Kamu bukannya pemuda yang waktu itu nolongin saya ya?" Tanya seorang pria paruh baya itu.

"Eh om, om bukannya yang waktu itu kan? Tanya Zafran balik, ia benar-benar ingat betul siapa pria itu.

"Iya nak, tidak di sangka kita bertemu di sini." Jawab zayyan tersenyum.

"Loh kalian saling kenal?" Tanya hazel heran.

"Iya nak, dia yang menolong papa saat itu, saat papa terjatuh di tengah jalan." Jawab zayyan memegang pundak Zafran.

"Owalah, pantes akrab. Oiya, papa mau tau gak dia siapa?" Tanya Hazel membuat mereka bingung.

"Kak Zafran ini suaminya Ghina!!" Lanjut Hazel sedikit mengeraskan suara nya.

"Hah?"

"Eh, yang bener?"

"Benarkah?"
Kira-kira begitulah respon mereka semua.

"Ghina, kapan kamu nikah nakk?" Tanya mama Hazel.

"Udah lama tan, cuma hanya keluarga terdekat saja yang tau." Jelas Ghina canggung.

Setelah lama-lama berbincang akhirnya mereka berdua kini pulang dan sudah tiba di rumah mereka, Ghina merebahkan tubuhnya meregangkan otot-otot nya lelah.

"Aihh akhirnya sampai juga di rumah," ucap Ghina menghela nafas lega.

"Capek?" Tanya Zafran melihat istrinya itu.

"Pake banget, aku orangnya gak bisa terlalu lama di keramaian, aku suka di keramaian tapi gak ada yang kenal." Jawab Ghina memperbaiki posisinya menjadi duduk.

"Kenapa?" Tanya Zafran heran.

"Ya karena gak suka aja banyak yang kenal aku, banyak yang berinteraksi dengan aku, aku fine fine aja cuma ada beberapa orang yang nyakitin yang gak mau aku temui." Jelas Ghina lesu.

"Menjaga jarak dengan mereka boleh, tapi jangan sampai memutuskan tali silaturahmi, jika mereka menyapa sapalah balik jangan mengabaikan, karena itu akan balik ke diri kamu nanti." Jelas Zafran ikut duduk di samping Ghina.

"Kebanyakan manusia itu nyakitin kak, mereka berkata dan bertindak sesuka hati mereka tanpa memikirkan perasaan orang lain, mereka mengkritik orang tapi saat di kritik balik mereka tidak terima, saat hati mereka di lukai seolah-olah mereka paling tersakiti padahal banyak orang-orang di luar sana yang dia sakiti," ucap Ghina lesu menunduk.

"Kamu tau. Manusia memang aneh, mereka tidak ingin di sakiti tapi mereka menyakiti orang lain, yang perlu kamu lakukan hanyalah membuka hati untuk menerima itu, aku tau itu sulit tapi cobalah melapangkan hati kamu jangan memasukkan kata-kata mereka ke hati kamu, anggap saja seperti angin berlalu, ucapan mereka ibarat lubang di jalanan jika kamu tetap melewati lubang itu maka kamu akan masuk dan terjatuh ke lubang itu, tapi jika kamu mencari jalan lain tidak melewati jalanan yang berlubang itu kamu akan sampai tujuan kamu dengan selamat. Faham maksud aku, naa?" Ucap Zafran berusaha membuat istrinya mengerti.

"Iya kak, aku faham." Jawab Ghina mengangguk tersenyum.

•••••

"Duh, kok aku gugup ya? Gak boleh gugup harus bisa, tapi kok, aduhh gimana ya, oke-oke Ghina tenangkan diri kamu, tarik nafas pelan-pelan hembuskan melalui mulut pelan-pelan, oke sudah." Celoteh Ghina yang sedari tadi masih di kamar mandi.

Ceklekkk.....

Suara pintu terbuka mengalihkan pandangan Zafran yang sedang berbaring di kasur dengan handphone yang ia otak atik sambil menunggu istrinya di bersiap-siap di kamar mandi.

"Sudah selesai na? Kemari lah," ucap Zafran melihat istrinya yang masih malu-malu.

"Jangan takut, sini duduk di pangkuan saya," lanjut Zafran. Perlahan-lahan Ghina mendekat ke arah Zafran dan duduk di pangkuan nya.

"Masya Allah sungguh cantik ciptaan Allah satu ini, ingat hanya saya yang boleh melihat kecantikan kamu, ingat itu sayang?" Ucap Zafran membuat Ghina mengangguk pelan.

"Kita shalat dulu yuk," ucap Zafran lalu berdiri menuju kamar mandi.

Oke segini dulu chapter nya mau cari takjil dulu, semangat puasanya semua, sampai ketemu di chapter selanjutnya ingat vote yang banyak-banyak, kalau vote nya banyak kita triple up

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Oke segini dulu chapter nya mau cari takjil dulu, semangat puasanya semua, sampai ketemu di chapter selanjutnya ingat vote yang banyak-banyak, kalau vote nya banyak kita triple up.

Segini dulu assalamualaikum babayyyy 👋🏻👋🏻👋🏻👋🏻👋🏻

Pemuda Bertasbih || Saquel CSGA (TERBIT)Where stories live. Discover now