6. TAKTIK PERTARUNGAN

39 34 0
                                    

Tom berdiri, pemuda itu berusaha menggunakan sisa energi, lantas mengangkat kedua tangannya. Sebuah kubah kecil berwarna merah kemudian terbentuk. Mengurung Tom, Rachel, dan Nara.

Hasonomes yang sudah dekat lalu memancarkan cahaya dari tongkatnya ke arah kubah yang dibuat Tom. Serangan itu tidak berhasil, kubah tersebut terlalu kuat.

"AKU YATIM PIATU! JADI TIDAK USAH CEMASKAN ITU, PAMAN HASONOMES!" Tom berteriak dari dalam kubah.

Hasonomes mundur beberapa langkah, menunggu lawannya keluar dari kubah.

"Dengar, kubah ini hanya bertahan selama tiga menit. Jadi, gunakan waktu kita sebaik mungkin untuk..." Ucap Tom.

"Kau ada ide soal kelemahannya?" Nara memotong ucapan Tom, langsung masuk ke topik utama.

"Aku tidak tahu insting ku benar atau salah. Sumber kekuatan dari Hasonomes berasal dari tongkatnya. Dia menggunakan benda itu bukan hanya untuk menyerang, tapi juga menangkis serangan. Jadi, kesimpulannya jika kita ambil tongkatnya, maka ada kesempatan untuk kita menumbangkan sosok jubah putih itu."

"Masuk akal." Rachel mengangguk.

"Tapi, Tom." Nara keberatan. "Bisa jadi fisiknya terlatih tanpa perlu menggunakan tongkat. Dia bilang dia adalah tentara berpangkat tinggi di Afaram. Tempat yang disebut Afaram itu kurasa adalah tempatnya orang-orang terkuat, karena tempat itu misterius. Dan biasanya, hal-hal yang misterius lebih kuat daripada hal-hal yang biasa kita lihat." Jelas gadis rambut panjang itu.

Tom mengangkat bahu. "Ya itulah kenapa aku bilang 'menumbangkan' bukan 'melumpuhkan' apalagi 'menghabisi' itu tidak mungkin. Siapa tahu setelah kita menumbangkan Hasonomes, bantuan datang dari militer. Alat pelacak yang dipasangkan di tubuh kita pastinya sudah mendeteksi adanya bahaya di puncak Labon." Tom membantah argumen Nara.

Nara terdiam.

Kubah merah yang dibuat Tom lalu menghilang. Tiga remaja itu segera berteleportasi sebelum Hasonomes kembali menyerang.

Tom mengeluarkan Handphone dari saku celana. Dengan cepat membuat grub pesan dengan anggotanya adalah Tom, Rachel, dan Nara.

Tom
Kita tidak punya banyak waktu, jadi dengarkan instruksi ku!

Hasonomes masih mengamati sekitar. Mencari keberadaan tiga remaja itu.

Tom
Kalian ingat beberapa waktu lalu, saat pelajaran kimia. Aku satu-satunya murid yang berhasil membuat kapsul perubahan tubuh. Aku menyisakan satu untuk berjaga-jaga, dan ku bawa ke mana saja.

Tom menjelaskan dengan rinci apa saja yang harus dilakukan lewat pesan yang ia kirim.

Rachel
Aku bersedia, Tom.

Tom
Baik.

Tom mengeluarkan sebuah kapsul kecil dengan warna biru dan putih dari saku jaketnya. Lalu, melemparkan kapsul itu ke arah Rachel.

***

Pagi yang cerah di akademi. Saat itu seorang guru berusia paruh baya yang menjadi guru kimia sedang berada di dalam kelas 4B. Dia adalah pak Eitan.

"Yang tahu silahkan angkat tangan. Sebutkan cara menipu musuh jika misalnya kalian semua sedang terdesak. Musuh kalian itu terlalu kuat, kalian tidak bisa apa-apa."

Seperti biasa. Pak Eitan selalu mengawali pembelajaran dengan sebuah teka-teki yang berhubungan dengan apa yang akan dipelajari pada jam pelajaran itu. Tujuannya supaya otak para murid lebih fresh saat belajar.

Hand and WondersTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang