CHAPTER 36

6.2K 414 17
                                    

سْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ.

Seorang pemuda yang duduk di gazebo melihat bintang-bintang di langit dengan tasbih dalam genggamannya. Usai pemakaman Abi Adnan dan ummi aisyah Zafran tidak ingin bertemu dengan siapapun, kehilangan yang tiba-tiba membuat dia benar-benar terkejut.

"Kakek, nenek, sekarang kalian sudah pergi menyusul mereka, kalian sudah berkumpul dan hanya Zafran yang kalian tinggalkan di sini sendiri," lirih Zafran dengan air mata kembali mengalir, ingatan-ingatan dulu saat ia masih kecil di mana dia di rawat oleh kakek nya kembali berputar.

Flashback on.....

"Sudah hafal?" Suara mengintimidasi dari pria paruh baya itu menatap anak kecil yang berusia tiga belas tahun itu. Anak kecil itu hanya terdiam menunduk, tidak ke jawab.

"Berapa surah yang saya suruh sebelumnya?" Tanya nya lagi.

"Tiga." Jawab anak itu masih terus menunduk.

"Lalu kamu melakukan kesalahan dan di tambah dua surah lagi, jadi berapa yang harus kamu hafalkan?" Tanya Abi Adnan.

"Lima kek." Jawab Zafran kecil.

"Maka mulailah." Jawab Abi Adnan dengan cambuk sudah siap di tangan kanannya.

"Kakek, boleh Zafran setor tiga surah dulu? Zafran belum sempat hafalkan yang dua surah itu," ucap Zafran menatap kakek nya.

"Saya tanya sekali lagi, berapa total surah yang saya suruh hafalkan," bukan menjawab pertanyaan cucu nya Abi Adnan justru balik bertanya.

"Lima." Jawab Zafran.

"Sekarang berbalik lah," ucap Abi Adnan. Tanpa menunggu lama, Zafran segera berbalik.

Ctakk...

Ctakk...

Ctakk...

Ctakk...

Ctakk...

Lima kali suara cambukan itu terdengar, lima kali juga cambukan itu mengenai punggung Zafran.

"Abi!!! Apa yang Abi lakukan? Tidakkah Abi terlalu keras?" Teriak seorang wanita sebaya dengan Abi Adnan.

"Diamlah!!! Lalu jika tidak seperti ini apakah kamu akan terus memanjakannya?" Ucap Abi Adnan.

"Tapi dia masih anak-anak." Jawab ummi Aisyah sembari memeluk erat Zafran yang sudah lemas.

"Kamu akan terus menganggap dia anak-anak, sudah cukup beberapa tahun ini dia di manjakan oleh orang-orang di sekitarnya, oleh sahabat Aisfa, sahabat Alzam, baik kakek dan nenek nya." Jawab Abi Adnan tidak ingin di bantah.

"Bawa Al-Qur'an kamu dan berdiri di tengah lapangan, jangan melangkah menjauh dari sana jika kamu belum hafal semua." Titah Abi Adnan kepada Zafran. Zafran bangkit memandang neneknya itu tersenyum, ia lalu mengambil mushaf Al-Qur'an yang di berikan oleh kakeknya dan segera pergi ke lapangan.

Pemuda Bertasbih || Saquel CSGA (TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang