CHAPTER 41 (END)

8.8K 452 56
                                    

سْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ.

Ceklekkk.....

Suara pintu terbuka memperlihatkan dua orang perawat dan seorang dokter yang baru saja menangani pasien yang berada di dalam, mereka semua lalu mendekat meminta kejelasan tentang bagaimana keadaan Zafran di dalam.

"Dokter, bagaimana keadaan suami saya?" Tanya Ghina khawatir.

"Syukurlah, pasien bisa melewati masa kritisnya namun untuk kapan dia sadar kami tidak tau." Jawab dokter membuat Ghina khawatir.

"Tapi dia pasti akan sadar kan dok?" Tanya Zikra tak kalah khawatir.

"Pasien pasti akan sadar, namun perlu waktu." Jawab dokter tersebut membuat Zikra mengangguk faham.

"Kalau begitu saya permisi dulu, jika terjadi apa-apa segera panggil kami," ucap dokter tersebut lalu berlalu meninggalkan mereka dengan wajah cemas.

••••••

"Kak, bangun yuk, aku gak marah lagi sama kakak, tapi kakak harus bangun. Kak, dedek bayi nya mau di elus-elus sama abi nya, kakak tidurnya jangan lama-lama yaa," ucap Ghina yang saat ini sedang berada di dalam ruangan Zafran.

"Serius kakak gak mau bangun? Aku nunggu dari kemarin sampai sekarang kakak belum bangun, nunggu itu capek tau gak," ucap Ghina terus berbicara harap-harap Zafran akan bangun.

"Nakk, kamu pulangnya dulu untuk istirahat, kamu dari kemarin belum istirahat," ucap ummi yang datang.

"Ghina gak mau ummi, Ghina mau di sini jaga kak Zafran." Jawab Ghina menggeleng.

"Tapi kamu sekarang sedang hamil, jaga kandungan kamu, nurut ya, ada kami di sini yang menjaga Zafran," ucap ummi yang benar-benar khawatir dengan keadaan putri nya. Tidak ada pilihan lain, Ghina mengangguk pelan sebagai tanda setuju.

"Biar Hazel yang mengantarkan kamu, istirahat lah yang banyak, setelah itu kamu bisa datang ke sini lagi," ucap ummi sambil mengelus kepala Ghina.

Sampai di rumah Ghina segera mengambil wudhu dan melaksanakan Shalat zuhur, ia menyempatkan diri untuk mengaji tak lupa juga ia menyelipkan doa untuk kesembuhan Zafran.

Setelah selesai shalat,Ghina merebahkan tubuhnya di kasur, menghilangkan rasa lelah yang dari kemarin ia tidak tidur dengan cukup. Ia mengelus perutnya yang masih rata walaupun masih di bilang kandungan nya memasuki satu bulan, ia mengelus perutnya pelan tersenyum.

"Nakk, doain Abi kamu ya, semoga Abi kamu cepat sadar dan bisa mengelus kamu nanti, bisa penuhi apa yang kamu inginkan," ucap Ghina tersenyum. Lama berbaring rasa ngantuk pun menyerang nya, perlahan-lahan mata itu mulai sayu membuat gadis itu tertidur pulas.

16.45

Suara deringan handphone membuat tidur gadis itu terganggu, perlahan-lahan ia membuka matanya lalu meraba-raba handphonenya yang sedari tadi berdering. Saat ia melihat siapa yang menelpon ternyata ummi nya, ia langsung bangun ia yakin ini pasti berita tentang Zafran.

"Assalamualaikum. Ummi, ada apa? Kak Zafran baik-baik aja kan?" Tanya Ghina langsung.

"......"

Pemuda Bertasbih || Saquel CSGA (TERBIT)Kde žijí příběhy. Začni objevovat