Bab 3 Alter

6K 819 26
                                    

Tiba-tiba dead line tugas dimajuin. Terpaksa begadang. Untung kagak drop setelah kerja rodi beberapa hari. Hiks... TT

Vote and comment, please!

Typo tandai!

.

.

'Haha! Dasar tolol! Pengecut! Padahal tuan muda ini hanya melirik, tapi kalian semua langsung menunduk ketakutan.'

Kraukk.

'HEH! Tidak mengherankan. Tuan muda ini memang banyak disegani.'

Kraukk.

'Sialan! Bisa nggak sih lo berhenti makan?! Kasih gue apresiasi kek!'

"..."

Abaikan saja. Abaikan suara yang terus berputar di kepalamu dan fokuslah mengisi perutmu.

Memantapkan pikirannya, Casius menggigit apel di tangannya dengan gigitan besar.

'DENGERIN GUE, SIALAN!'

Casius menghembuskan napasnya pelan.

Sudah beberapa hari sejak ia bangun dari komanya, atau lebih tepatnya sejak 'Cakra' kembali ke dunia ini. Tentu saja kabar tentangnya yang sadar telah diketahui oleh Duke Vanca, sang pemilik kediaman. Namun tak ada satupun keluarganya yang menjenguknya.

'Setidaknya mereka memerintahkan seorang dokter untuk merawatku.' Begitulah pikiran Casius.

Dan karena tidak ada yang mengurusnya setelah itu, Casius hanya bisa mengandalkan dirinya sendiri, bahkan hanya untuk makan. Sekarang contohnya, pemuda itu tengah duduk di bawah pohon dengan sebuah apel di tangan, dan beberapa lainnya tergeletak di sampingnya. Barusan ia memetiknya di kebun belakang mansion.

"Saya mendengarkanmu. Tapi saya lapar."

Setelah mengatakan itu, Casius mengambil apel lain dan menggigitnya. Entah pada siapa ia bicara karena saat ini hanya ada Casius seorang di kebun itu.

Jika ditanya siapa yang sejak tadi mengajaknya bicara, jujur Casius juga tidak tahu. Awalnya ia berpikir mungkin itu hanya halusinasi sesaat, namun suara itu terus menggema di kepalanya setiap waktu. Entah itu pagi, siang, bahkan malam sekalipun!

Dan setelah berbicara dengan 'suara itu' beberapa kali, Casius dengan pengetahuannya sebagai ahli jiwa pun menarik kesimpulan...

'Entah bagaimana aku mengidap DID*.'

*DID atau Dissociative Identity Disorder adalah sebuah gangguan kepribadian dimana pengidap memiliki kepribadian lain dalam dirinya.

'Udah gue bilang, gue bukan kepribadian lain! Gue Casius! CA.SI.US!'

Nah, inilah yang membuat Casius bingung dan semakin yakin kalau ia 'sakit'. Munculnya keberadaan yang mengaku sebagai dirinya, lebih tepatnya sebagai 'Casius'.

'Tapi aku yakin kalau Casius itu adalah namaku di kehidupan pertama. Dan aku satu-satunya yang memiliki nama ini.'

"Hahh. Baiklah. Karena nama kita sama. Kamu akan saya panggil 'ALTER'. Bagaimana?"

Casius menunggu, namun tidak ada balasan hingga beberapa saat.

'Ck! Terserah!'

Casius menggangguk puas.

Sejujurnya ia masih belum percaya bahwa ia memiliki kepribadian lain di tubuhnya. Namun dari pengalamannya sebagai psikolog, ia tahu dengan baik bahwa menyangkal kondisi diri hanya akan memperburuk keadaan. Lebih baik ia terima saja 'sosok' lain ini daripada kondisinya semakin parah karena terus denial.

Putra Bajingan Duke Adalah PsikologWhere stories live. Discover now