BAB 4 RAHASIA CASIUS

5.5K 838 37
                                    

Lagi dan lagi. Dead line tugas tiba-tiba dimajuin. Ingin marah, mencak-mencak, tapi rasanya sia-sia. Buang-buang energi. Ah, bodolah... :)

Vote and comment, please!

Typo tandai!

.

.

"Tuan Duke memerintahkan Anda untuk menemui beliau."

'Sialan! Jangan pergi, Cakra! Bajingan itu cuma mau nyalahin kita atas kesalahan yang nggak kita lakuin!'

Alter terus berteriak di kepala Casius. Memperingatkannya akan kejadian yang harus ia hadapi.

Ya... harus ia hadapi.

"Saya akan bersiap."

'CAKRA!'

Casius menarik napas pelan. Mencoba menenangkan jantungnya yang berdegup kencang karena pengaruh Alter.

'Jangan takut, Alter. Saya tahu apa yang akan saya hadapi.'

'Lo! Gu-Gue nggak takut ya, sialan! AAARGH! Pokoknya gue udah peringatin elu!'

Tak ada kebisingan lagi setelah itu. Hingga akhirnya Casius sampai di ruang kerja Duke Vanca, Alter tak kunjung buka suara.

Kepala pelayan yang memandu Casius membukakan pintu setelah mendapat ijin dari dalam.

"Silakan masuk, tuan muda."

Casius mengangguk tanpa ekspresi.

Jika sesuai ingatan kehidupan pertamanya, maka alasan Duke Vanca memanggil Casius adalah karena tuduhan pencurian. Tepatnya pencurian segel keluarga yang harusnya disimpan di ruang kerja sang Duke.

Segel keluarga adalah lambang seorang bangsawan. Sebuah simbol. Dan jika simbol ini disalahgunakan, apalagi sampai jatuh ke tangan musuh, habis sudah. Karena itu 'dulu' Duke sangat marah pada Casius yang menjadi tersangka pencurian dan menghukumnya dengan seratus cambukan.

Cklek-

Pintu tertutup kembali, menyisakan dua insan yang beradu tatap tanpa suara. Duke Vanca yang duduk di kursinya dengan bangga dan Casius yang berdiri tanpa ekspresi.

Oh, sebenarnya ada seorang lagi.

Sang Duchess, Veronica Lawrence. Atau sekarang namanya Veronica Le Vanca. Ia diangkat menjadi Duchess setelah meninggalnya Duchess sebelumnya. Dengan kata lain, ibu tiri Casius.

Veronica menatap Casius dengan sinis. Wanita itu memang tak pernah menyukai Casius sejak dulu, entah apa alasannya.

"Apa kau tahu kenapa kau dipanggil kemari?"

Tekanan keluar ketika Duke Vanca bersuara. Tekanan itu membuat Veronica tersentak ketakutan. Lain halnya dengan Casius yang masih tenang. Perlu diketahui bahwa tak jarang para bos besar mendatanginya sebagai 'klien' dulu. Itulah mengapa ia cukup mampu beradaptasi dengan tekanan yang dikeluarkan sang Duke.

"..."

"Kau tidak menyadari apa kesalahanmu?"

"..."

"JAWAB, SIALAN!"

Casius menghela napas pelan. Menghadapi orang-orang temperamen itu sangat melelahkan, kau tahu?

"Saya tidak tahu."

Tidak seperti sebelumnya (dengan Ferron) dimana Casius memilih untuk menghindari kontroversi, kali ini ia ingin menghadapi sang Duke secara langsung.

Manik darah Casius berkilat tajam, menunjukkan kegigihannya secara tak langsung. Suaranya yang tegas dan wajahnya yang tak menunjukkan ekspresi membuat orang yang menatap Casius merasa tak nyaman.

Putra Bajingan Duke Adalah PsikologWhere stories live. Discover now