BAB 10 YUSHE (1)

4.7K 709 28
                                    

Kemarin kagak up. Jadi hari ini gw dobellin... Selamat membaca~

Vote, comment, follow!

Typo tandai!

.

.

"..."

Casius berdiri kaku di hadapan dua manusia yang menatapnya penuh binar kekaguman.

"Ini tidak seperti yang kalian pikirkan, sungguh!" elaknya yang langsung mendapat gelengan keras dari Elfreda dan Gilbert.

"Tidak mungkin!"

"Itu tidak mungkin, Tuan Muda!" Prajurit muda itu sangat kekeuh menyangkal pembelaan diri Casius.

Oke, sekarang mari kita lihat apa yang terjadi dari sudut pandang Gilbert...

Gilbert yang mendapatkan ijin untuk mengawal Casius dan Elfreda tidak bisa menyembunyikan senyumannya di sepanjang perjalanan. Heh, tidak sia-sia ia merengek- uhuk! Maksudnya mendesak kaptennya tadi.

"Tidak ada pekerjaan yang saya lakukan walau saya bersiaga di kediaman!" itulah alasan yang dilontarkan oleh Gilbert pada Xander, kapten pengawal perjalanan ini. Daripada Gilbert menganggur, lebih baik diberdayakan, bukan?

"Kita sudah sampai," ujar Xander.

Pria paruh baya dengan bekas luka kecil di matanya itu turun dari kudanya dan mengetuk pintu kereta.

"Tuan muda, nona muda, kita sudah sampai di pusat perbelanjaan."

Tak lama, pintu keretapun terbuka disusul Casius yang keluar dari sana. Di saat yang bersamaan, Casius menatap dua pengawal di depannya (Gilbert & Xander) seolah tengah menilai sesuatu.

Sedetik kemudian, Casius mengangguk samar dan menoleh kearah Elfreda yang belum beranjak.

Gilbert yang sibuk memperhatikan interaksi dua tuannya tiba-tiba mendapat tepukan dari Xander. Pemuda itu menoleh dengan ekspresi bingung.

"Kau tidak boleh menguping pembicaraan bangsawan seperti itu, Gil. Ayo, kita harus berpatroli sebentar," ajak Xander bersama beberapa pengawal lainnya, sementara sisanya tetap bersama Casius dan Elfreda.

Walau Xander tipe orang yang jarang berekspresi, bisa dibilang dia adalah yang paling jujur diantara orang-orang berpangkat tinggi lainnya. Dia bukan orang yang mudah dipengaruhi rumor dan merupakan target terburuk untuk dihasut. Itulah mengapa ia bisa bersikap biasa di depan Casius, 'si bajingan Vanca'.

Setelah memeriksa area sekitar, Xander, Gilbert dan yang lain kembali ke tempat tuan mereka. Namun-

"KAKAK, DI ATAASSS!!"

Tidak hanya Casius, seluruh pengawal termasuk Xander yang melihat ke arah yang ditunjuk Elfreda membulatkan matanya.

Dari atas, seekor serigala hitam setinggi lebih dari satu meter melesat ke arah Casius dengan rahang terbuka.

Disaat seperti itu, seseorang bergerak lebih cepat dari pikirannya.

"Tuan Muda, menghindaarr!"

Gilbert menarik pedang dari sarungnya ketika ia berlari. Namun sayang, secepat apapun Gilbert berlari, serigala itu sudah terlalu dekat dengan Casius. Kaki Gilbert nyaris melemah ketika cakar dan taring serigala mengarah tepat ke kepala Casius.

Xander yang juga menyaksikan kejadian itu ikut berlari dengan iris bergetar. Apakah ia akan kehilangan tuannya 'lagi' saat ini?

"TUAN MUD-"

Putra Bajingan Duke Adalah PsikologWhere stories live. Discover now