19. Hadiah Terindah

2.2K 301 57
                                    

Suara debur ombak begitu nyaring terdengar malam itu, jam sudah menunjukkan pukul sepuluh malam namun mereka belum juga pulang karena masih terlalu asik di sana.

Di tempat dinner tadi hanya tersisa Nazwa dan Azkia, sedangkan Maulana dan Azka sekitar lima menit yang lalu berpamitan ke toilet.

Ibu dan anak itu sangat menikmati waktu berdua mereka, Azkia duduk di kursi samping Nazwa, tangan mungilnya terus mengusap-usap perut buncit Nazwa dan berceloteh dengan dede bayi yang ada di dalam sana.

Bulan dan bintang di atas sana semakin bersinar, kedua perempuan itu masih asik dengan kegiatan masing-masing tanpa perduli orang-orang yang ada di sekitar mereka.

Ada beberapa orang yang terfokuskan dengan Azkia. Bagaimana tidak, anak perempuan itu terlihat begitu lucu dan manis, apalagi dia yang sedang mengajak bicara dede bayinya.

Bahkan Nazwa sendiri tidak bisa menahan gemas karena tingkah lucu anaknya itu, tangannya ia gerakkan untuk mengusap sudut bibir Azkia yang kotor akibat memakan cokelat tadi.

"Maacih Mah!" ujarnya seraya tersenyum manis dengan kepala yang ia miringkan ke kanan.

"Sama-sama cantiknya Ummah," jawab Nazwa juga ikut membalas senyuman anaknya itu.

"Mah, Kia boyeh lepas keludung nda?" tanya Azkia.

"Kenapa dilepas? Kan dingin sayang."

"Mau lepas aja, boyeh nda?"

"Sayangnya Ummah, jangan dilepas ya? Nanti kalau sudah sampai penginapan baru boleh lepas." Nazwa mencoba membujuk anaknya itu agar tidak melepaskan hijab yang ia pakai.

Azkia memanyunkan bibirnya tanda merajuk, namun setelah diberi nasihat barulah ia paham. Kini bocah perempuan itu memilih untuk menonton dari ponsel Nazwa sambil menunggu Baba dan kembarannya datang.

Sekitar lima belas menit lamanya Maulana dan Azka meninggalkan mereka berdua, Nazwa sangat khawatir dengan anak dan suaminya itu, hanya takut terjadi apa-apa pada mereka berdua.

Nazwa mencoba menelpon sang suami dari ponsel yang lain, sudah panggilan ketiga namun suaminya itu tidak menjawab panggilannya. Wanita itu mengedarkan pandangannya ke sana ke mari guna mencari di mana keberadaan anak dan suaminya.

Wanita itu menyandarkan punggungnya di kursi sambil menghela napas pelan, ia masih mencoba berpikir positif dan mengirimkan pesan kepada sang suami agar cepat kembali.

Sedangkan ditempa lain...
Maulana dan Azka baru aja selesai mendekor kue ulang tahun untuk Nazwa, kado yang mereka siapkan dari kemarin sudah ada di tangan masing-masing.

Selesai mendekor kue Maulana meminta tolong kepada karyawan di sana untuk membersikan sisa kekacauan dirinya dan anak laki-lakinya tadi, setelah itu ia membawa kue hasil karyanya dan Azka menuju tempat dinner mereka tadi.

Sebenarnya Maulana tahu jika Nazwa sedari tadi menelpon dan mengirim pesan kepadanya, namun kata Azka jangan sampai menjawab panggilan sang Ummah karena takut nanti akan gagal.

Katanya malam ini kita harus berhasil bikin Ummah bahagia, Abang mau lihat Ummah sama Baba foto dengan bunga tulip cantik ini. Tentu dengan Abang dan Kia juga.

Kue ulang tahun yang Maulana beli tidak terlalu besar juga tidak terlalu kecil, desainnya pun sangat sederhana karena ini kue spesial dari dia dan Azka.

Laki-laki itu memilih menghias kue tadi dengan warna abu-abu, warna favorit sang istri. Hanya ada tulisan happy birthday dan sedikit hiasan kupu-kupu yang di tata Azka agar menambah kesan cantik nan manis pada kue itu.

LANAZWA : Let's Start A New story (SEGERA TERBIT) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang