01. TLAIR

205 25 0
                                    

Awal tahun 3000, Bumi mencapai batasnya. Kehancuran bermunculan dari berbagai tempat, hingga bertahan hidup terasa mustahil.

Penyebabnya bukanlah bencana alam, namun karena kemunculan makhluk misterius yang memusuhi makhluk Bumi.

Mareka disebut sebagai Mutan. Sebagian dari mereka berbentuk seperti Monster menyeramkan. Kekuatannya termasuk berada diperingkat menengah, kekuatan mareka cukup untuk menghancurkan satu kota sampai rata.

Mutan tingkat tinggi, memiliki sosok yang menyerupai manusia, mareka indah bagaikan Dewa ataupun Dewi. Namun, nyatanya mareka hanyalah monster yang menginginkan kehancuran Bumi. Satu sosok dari Mutan spesies ini dapat menghancurkan satu benua jika merasa murka.

Lalu, Mutan yang berada di peringkat bawah memiliki ciri seperti hewan yang berada dibumi. Spesies ini cenderung memiliki ukuran yang kecil. Tetapi sekali menjadi incarannya, tidak ada yang dapat selamat.

Selain kemunculan makhluk yang disebut Mutan itu. Sebenarnya muncul juga tempat yang disebut Safe Area, tempat dimana ketika kita berada di wilayahnya maka kita akan aman dari serangan apapun dan langsung menyembuhkan luka yang ada di tubuh.

Safe area adalah satu-satunya harapan makhluk hidup dibumi. Namun, semakin lama safe area menjadi sulit untuk ditemukan dan menetapkan batas untuk makhluk yang dapat memasuki dan menempatinya.

Karena keterbatasan wilayah yang aman manusia menjadi putus asa. Di bumi yang sekarang lebih baik mati ditangan sendiri daripada mati ditangan para Mutan yang sangat kejam.

Sudah tidak ada harapan untuk penghuni Bumi, itulah yang aku pikirkan. Tapi kakakku berbeda, dia sama sekali tidak putus asa. Semangat masih membara dimatanya. bahkan setelah melihat orangtua kita yang dicabik-cabik Mutan, sinar matanya tidak berubah.

Percuma saja. Kenapa kakakku sangat bodoh? "Kak, turunkan aku dan berlari lah sendiri. Lagipula aku sudah menyerah, aku tidak memiliki semangat seperti kakak."

Kakak bodohku yang sedang menggendong ku malah terkekeh, mungkin dia sudah gila. "Mana mungkin aku meninggalkan calon pahlawan?"

Ah, ya. Julukan itu, aku membencinya. Entah muncul dari mana aku tiba-tiba memiliki kekuatan untuk melenyapkan Mutan spesies menengah, meskipun harus penuh perjuangan. Sangat merepotkan untukku yang malas bergerak. Skill aneh terus bermunculan ditubuh dan pikiran ku, aku tidak tahu ini berkah atau bencana.

Saat Mutan spesies tinggi mengetahui ada makhluk bumi yang memiliki kekuatan, mareka mengincarku dan desaku. Menyebabkan semuanya rata dengan tanah sekarang.

Aku berhasil menyelamatkan kakakku tapi aku tidak sanggup berjalan lagi, aku juga lebih memilih mati daripada menanggung beban menjadi pahlawan. Tapi kakakku malah menggendong ku sambil melarikan diri mencari safe area.

Sepertinya kekuatan ini salah sasaran, yang harusnya masuk ke tubuh kakakku malah masuk ke tubuh adiknya yang seorang pemalas. Sial sekali.

"Ran, itu dia! safe area!" mendengar seruan kakakku aku membelalakkan mata ku saat melihat wilayah bercahaya yang dipenuhi manusia, yang membuatku terkejut bukan pemandangan yang sudah sering kulihat itu, tapi angka yang tertulis diatasnya.

[7/8]

Jantungku berdetak kencang, aku yakin para Mutan sudah hampir menyusul. Tapi sekarang safe area hanya dapat dimasuki satu orang.

Aku yakin kakakku sudah melihat angka itu tapi kecepatannya tidak berkurang dia bahkan semakin mempercepat lajunya.

"Kak! tinggalkan aku, tidak ada tempat untuk dua orang disana!" aku memberontak, berusaha melompat dari gendongan kakakku.

safe area semakin dekat, genggaman kakakku melonggar... mungkin memang sudah saatnya aku mati.

Mataku kembali melebar saat tubuhku melayang menuju safe area. Mutan tingkat tinggi dengan mutan menengah yang menjadi pasukannya sudah menyusul, mustahil untuk mencari safe area yang baru.

Aku yang dilanda kepanikan segera bangkit karena tersungkur ditanah, tapi kakak bodohku itu sempat-sempatnya tertawa di situasi begini.

"Aran, gunakan kekuatan mu dengan bijak. lalu... jika bisa kumohon teruskan impian konyol kakak yang ingin menyelamatkan bumi."

Suara kakak pelan, tapi menggema ditelinga ku. Dia tersenyum manis diwajahnya yang menawan itu, sebelum kepalanya dilahap oleh Mutan.

"KAK HARAS!!" Aku berteriak histeris, berani-beraninya Mutan itu! Tubuhku panas, inikah yang dinamakan kemarahan? tapi kenapa rasanya sesak sekali didadaku?

Aku mengepalkan tangan ku kuat sampai kukuku menancap di tanganku, anehnya itu tidak sakit. Tubuhku malah semakin mendidih dan penuh energi, aku melangkah keluar dari safe area.

Dengan gesit aku mengambil sisa tubuh kakakku yang ada mulut Mutan menengah, sekali pukulan Mutan itu langsung tumbang.

"Makhluk lemah ini! beraninya kau memakan kakakku!"

Aran kehilangan kesadarannya, di otaknya kini hanya ada rasa benci pada para Mutan yang menghancurkan dan mengambil segalanya dari dirinya.

Mengamuk, memukul, menebas dan membunuh. Hanya itu yang tertanam didalam pikirannya setelah berhari-hari, berbulan-bulan, sampai bertahun-tahun memburu para Mutan.

tapi... "KENAPA MAKHLUK SIALAN INI TIDAK ADA HABIS NYA?!" Sedikit saja, andai saja Aran memiliki sedikit semangat juang yang ada pada kakaknya pasti saat ini dia tidak akan bersimpuh dengan keadaan menyedihkan dihadapan Mutan-mutan sialan itu.

Ingin melawan sekarang juga mustahil, Aran tidak memiliki kedua tangannya beserta kaki kanannya lagi.

"Aran, manusia... makhluk bumi yang mampu menghadapi setengah dari kami, inilah akhir dari hidupmu."

Aran mendongak menatap Mutan tingkat tinggi yang tengah menatapnya dengan mata arogannya itu, ingin sekali Aran mencongkel mata itu.

"Jika aku tidak bisa memusnahkan kalian semua, setidaknya aku bisa memusnahkan setengah dari kalian!"

Mutan tingkat tinggi melebarkan matanya saat merasakan kumpulan energi yang sangat besar dari tubuh Aran, secara spontan tubuhnya gemetar ketakutan.

"Aku... ketakutan karena makhluk rendahan ini?" Mutan yang memiliki paras yang sangat cantik itu mengepalkan tangannya kesal, meski begitu sekarang waktunya untuk menjauh dari sini sebelum manusia kotor itu meledakkan dirinya. Tapi kenapa tubuhku tidak bisa bergerak?

"Maafkan, aku kakak... aku tidak sanggup lagi." Aran menutup matanya, tubuhnya semakin bercahaya sampai dapat membuat malam hari terasa bagaikan siang hari.

"APA KAU SEDANG BERCANDA DENGAN KU SEKARA-!!!"

Wilayah sekitar bergetar, walaupun meledak tanpa suara Aran sang pahlawan berhasil melenyapkan separuh Mutan tingkat tinggi. Hanya separuh.

-

Sudah berapa lama aku disini? rasanya dingin sekali, aku muak. Aku pikir setelah kematian ku yang sia-sia itu aku dapat beristirahat,
tapi apa ini? aku hanya dapat melihat kegelapan yang tiada ujung.

Apakah ini yang namanya neraka? Sialan sekali aku sudah berkorban tapi malah masuk neraka. Tidak heran aku tidak dapat bertemu keluarga ku, sudah pasti mareka semua ada disurga.

Mungkin aku sudah gila saking lamanya aku disini karena didepanku tiba-tiba muncul lubang dengan cahaya putih yang sangat terang.

Ah? kenapa rasanya aku tersedot? Sialan! feeling ku ini penderitaan baru datang lagi.

The Lazy Aran Is RebornWhere stories live. Discover now