9 Maret 2024
Early MorningDi pagi hari yang terlihat sama seperti pagi-pagi sebelumnya, aku terbangun dari tidur. Kulihat jam dinding ternyata sudah menunjukkan pukul 6.30 pagi.
"Efek akhir pekan, bangunnya jadi kesiangan," pikirku.
Aku bangkit dari tempat tidur dan berjalan ke arah jendela. Kubuka gorden yang menutupinya, kulihat kabut tebal masih menutupi langit di kota ini.
"Kabut ini sepertinya abadi," pikirku.
Dari arah belakang, aku mendengar suara ketukan pintu. Kulangkahkan kakiku ke sana dan membuka pintu kamar.
"Kak! Tumben sekali kamu bangunnya kesiangan." Justine menyapaku dengan terburu-buru.
"Iya, sekali-sekali." Aku membalas sapaannya sambil mengikat rambutku.
"Jangan hari ini juga kali, kita 'kan sekolah." Justine mengomeliku.
Aku langsung melepas kacamatanya dan mengusap kedua matanya dengan lembut.
"Kenapa jadi usap mataku?" Justine terlihat kebingungan dengan tingkahku.
"Habisnya kamu seperti orang yang mengigau saja!" ledekku kepadanya.
"Memang kenapa?" tanya Justine.
"Sabtu dan minggu adalah hari libur sekolah kita," jelasku sambil tertawa.
"Hah?!" Justine jadi malu sendiri karena tidak mengetahui hari libur sekolahnya.
Daytime
Aku baru saja selesai beberes kamar, ruang tamu, dan halaman rumah, sementara Justine beberes kamarnya dan kamar mandi. Setelah semuanya selesai, kami berdua duduk santai di sofa ruang tamu.
"Lelah sekali," keluh Justine dengan mengusap keringat di dahinya.
"Biasa saja," bantahku.
"Padahal aku udah bangun pagi sekali tadi, ternyata libur sekolahnya. Kakak tega sekali pada adiknya sendiri!" Justine menggerutu kepadaku karena masalah tadi.
"Biarin!" Aku meledeknya dengan menjulurkan lidahku.
Justine menyipitkan bibirnya, "Menyebalkan!"
"Ayah dan ibu tadi pagi berangkat kerja?" tanyaku.
"Iya," jawabnya dengan cemberut.
Aku melihat jam dinding yang menunjukkan pukul 10.00 pagi. Aku menatap wajah Justine yang terlihat merajuk.
ESTÁS LEYENDO
Caroline [HIATUS s/d 2 Juni 2024]
Novela JuvenilCaroline adalah wanita tua berusia 76 tahun yang saat ini menjalani masa tuanya bersama anak dan cucunya. Dia masih tidak percaya bahwa takdir berpihak kepadanya. Setiap hari, dia merenungi kehidupan masa mudanya yang cukup kelam. Semua perjalanan m...