2. Masalah Hilal 🦋

108 23 26
                                    

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh 🙏🏻 (harap dijawab)

⚠️ Jangan tertipu judul. Ini bukan hilal hari raya tapi hilal lain. Baca aja nanti juga paham🙂

Semoga di chapter ini reader puas dan suka ya...maaf apabila nanti masih ada kekurangan, okey? 👍

♥⁠╣⁠[⁠-⁠_⁠-⁠]⁠╠⁠♥

Aku sering meminta Tuhan menunjukkan dirinya, tapi nyatanya Tuhan masih belum mengabulkannya. Apakah aku harus menanti? Tapi sampai kapan?

_Zayyan Al Ayyubi_

〜⁠(⁠꒪⁠꒳⁠꒪⁠)⁠〜

Akhirnya setelah menginap di Yogya selama 3 hari karena perlombaan Zeline dan Qiya sudah pulang kembali. Banyak sambutan yang mereka terima saat memasuki gerbang pondok. Banyak juga para santri yang bergerombol mengucapkan terimakasih secara terang terangan untuk memuji mereka. Zeline jadi merasa tidak enak. Ia hanya menanggapi dengan senyuman saja

"Ning, saya mau kembali ke asrama, ya?" Izin Zeline. Entah mengapa berada dikerumunan ini membuatnya tidak nyaman. Ia sangat merindukan suasana asrama nya

"Ikuttt!!" Rengek Qiya. Pasalnya selama menjadi Ning, Qiya tidak pernah tidur di ndalem. Ia lebih suka tidur di asrama bersama para santriwati abahnya

"Yaudah ayo Ning!" Dengan semangat 45 Qiya mengikuti Zeline dari belakang

〜⁠(⁠꒪⁠꒳⁠꒪⁠)⁠〜

"Assalamualaikum," salam Zeline. Matanya dibuat terkejut dengan Husna yang berbaring lemas, "Na!" Paniknya berlari menghampiri gadis itu

"Eeuuuhhh....Zel, Ning, kalian udah pulang?" Tanya gadis itu sedikit serak. Husna berusaha bangun tapi bahunya ditahan Zeline, "Jangan bangun! Oke?"

"Gak papa Zel, ana baik baik aja kok," Zeline menghembuskan nafas gusar. Dirinya sangat khawatir tapi kenapa temannya satu ini tidak khawatir dengan dirinya sendiri? Aneh!

"Kamu ya na...harusnya kamu istirahat di pos kesehatan. Kalo kamu kenapa napa gimana? Disini gak ada siapa siapa lho?" Ucapan tulus Zeline dengan air mata yang berkaca kaca. Bukan lebay, pasalnya di pondok pesantren Al Anwari satu kamar hanya diisi 2 orang. Jadi semua santri maupun santriwati memiliki fasilitas yang nyaman. Zeline takut tidak ada yang menjaga Husna, teman nya

"Gak papa kok. Oh ya denger denger kalian berdua menang ya?" Tanya Husna mengganti topik

Zeline dan Qiya kompak mengangguk, "Wwiiihhh selamat my bestieee!!" Girang gadis itu memeluk Zeline dan Qiya

Setelah puas, Husna menarik kembali tubuhnya tapi dengan wajah yang murung.

"Na? Kok murung?" Tanya Qiya

"Oh Ndak Ning. Saya cuma kepikirin andai aja saya bisa ikut lomba itu," Qiya dan Zeline saling tatap. Zeline merasa paling bersalah disini. Dia dan Husna sudah mengikuti latihan tartil Qur'an bersama tapi kurang beberapa hari Husna sakit. Akhirnya yang pergi hanya dirinya.

"Andai ana bisa ikut kalian...." Lirih gadis itu menatap jauh. Seolah membayangkan satu hal

Qiya memegang tangan kiri Husna. Merasa ada yang memegang, Husna menatap Ning nya. "Jangan pernah berandai andai. Itu sama aja kamu menyalahi takdir. Percayalah, ini semua takdir. Tidak terlalu buruk, yakin pasti ada hikmahnya. Bukankah skenario Allah itu indah?"

GADIS HAZELKUWo Geschichten leben. Entdecke jetzt