BAB 14

183 22 0
                                    

Sejak saat itu Soobin seolah-olah menghilang dari kehidupan Yeonjun, Yeonjun merenung dalam mobil rumah sakit yang membawa mereka pulang ke apartemen.

Hari ini Doyoon sudah boleh pulang dari rumah sakit, bersama Yuna dan suster Ana mereka pulang ke apartemen. Suster Ana memutuskan untuk tinggal sementara membantu Yeonjun, dan Yuna sudah berjanji akan berkunjung setiap hari untuk mengecek kondisi Doyoon dan melakukan terapi rutin.

Kata Dokter Yuna, Soobin memutuskan mengambil tugas perjalanan ke eropa dan mungkin akan kembali dalam waktu yang lama.

Dada Yeonjun terasa nyeri, ketika sekali lagi mengakui kenyataan itu kepada dirinya sendiri, Oh ya, dia merindukan Soobin, sangat merindukannya. Ternyata cinta memang bisa tumbuh tanpa direncanakan. Yeonjun mencintai Soobin. Dia tidak tahu kapan perasaan ini bertumbuh. Dia hanya tahu dia mencintai Soobin, itu saja.

"Aku tidak menyangka bosmu yang kelihatannya sombong itu bisa begitu baik, meminjamkan apartemennya", Doyoon memecah keheningan, menatap Yeonjun dengan sedikit menyelidik, dia bertanya-tanya karena akhir-akhir ini Yeonjun begitu murung,

"Aku yang membujuknya", Yuna yang duduk di kursi depan cepat-cepat menjawab, tahu bahwa Yeonjun pasti kebingungan dengan pertanyaan Doyoon itu, "Soobin adalah sahabat suamiku, aku bilang merawatmu penting bagiku, karena kamu adalah salah seorang yang selamat dari kecelakaan yang menewaskan suamiku. Jadi Soobin mau meminjamkan apartemen itu, toh apartemen itu tidak terpakai."

Diam-diam Yeonjun dan suster Ana menarik napas lega mendengar kelihaian dokter Yuna menjawab.

Mereka sampai di apartemen, dan Yeonjun mendorong kursi roda Doyoon memasuki ruangan itu.

Begitu mereka masuk tanpa sadar Yeonjun mengernyit, semua kenangan itu seolah menghantamnya. Di sini, di apartemen ini dia menghabiskan waktu berdua dengan Soobin, makan malam bersama, bercakap-cakap bersama....

"Apartemen yang sangat bagus, kita beruntung Yeonjun, bos mu sangat baik." Doyoon mendongakkan kepalanya ke belakang menatap Yeonjun sambil tersenyum,

Mau tak mau Yeonjun memaksakan senyuman di bibirnya. Kuatkah ia berada di sini? Apalagi di kamar itu... Yeonjun melirik kamarnya, tempat Soobin juga menghabiskan sebagian besar waktunya di sana. Tidak! dia tidak mau masuk lagi ke kamar itu!

Dengan cepat dan efisien mereka menyiapkan segalanya sehingga Doyoon selesai di terapi dan beristirahat di kamarnya. Suster Ana menjaganya sebentar, lalu berpamitan untuk kembali ke rumah sakit, berjanji akan pulang dan menginap di sini nanti malam.

Setelah memastikan Doyoon tertidur pulas, Yuna menyeduh teh dan mengajak Yeonjun duduk di ruang depan.

"Dia sudah kembali dari eropa." Yuna membuka percakapan, menatap Yeonjun dari atas cangkir kopi yang diteguknya.

Seketika itu juga hati Yeonjun melonjak, tahu siapa yang di isyaratkan sebagai 'dia' itu.

"Apakah dia baik-baik saja?" Tanya Yeonjun pelan.

Yuna tersenyum miring mendengar kelembutan dalam suara Yeonjun,

"Kau itu baik hati ya, sudah menerima arogansinya yang tidak tanggung-tanggung, tetapi masih saja mencemaskannya," dengan pelan Yuna meletakkan cangkirnya, "Yah, dia baik-baik saja, sedikit kurus, terlalu memaksakan diri dan jadi pemarah seperti beruang terluka, tak ada yang berani menyinggungnya dan mendekatinya dalam radius 100 meter kalau dia sedang mengeluarkan aura pemarahnya, bahkan direktur keuangan memilih berhubungan dengannya via telepon," Yuna terkekeh. Lalu wajahnya berubah serius melihat kesedihan Yeonjun, "Yah.... dengan melupakan fakta kalau akhir-akhir ini dia lebih seperti mayat hidup daripada manusia, sepertinya dia baik-baik saja."

[✓] A Romantic Story About Yeonjun ❬ Soobjun Remake ❭ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang