BAB 138

3 0 0
                                    

Penerjemah: Noon

Baru-baru ini, ada rumor aneh yang beredar di masyarakat kelas atas.

"Aku dengar Marquess Vladina sedang mencari kakak perempuannya yang hilang akhir-akhir ini, pernahkah kau mendengarnya?"

Itu tentang Marquess Vladina yang mencari kakak perempuannya yang melarikan diri.

Marquess Vladina berasal dari keluarga bangsawan terkemuka, tetapi hanya ada sedikit informasi tentang mereka yang tersedia untuk umum, membuat semua orang penasaran tentang mereka.

Lalu muncullah rumor bahwa kakaknya telah melarikan diri. Tentu saja, perhatian para bangsawan di ibu kota semakin meningkat.

Di kedai kopi, klub membaca, salon, dan klub tempat berkumpulnya para bangsawan, cerita akan selalu muncul.

Bahkan sekarang, di klub pria di mana para lelaki bangsawan bermain biliar, mereka mengungkit kisah Marquess Vladina.

"Marquess muda yang tidak pernah menunjukkan wajahnya? Dia punya kakak perempuan?"

"Namanya Camilla Vladina, dia kabur sebelum debut di Tante. Pasti... Sekitar 14 tahun yang lalu?"

"Kalau begitu, dia mungkin sudah mati, bukan?"

"Mungkin."

Mereka telah mendengar cerita bahwa Camilla cukup cantik, tetapi setelah bertukar kata, mereka dengan cepat mengalihkan minat mereka ke permainan baru.

"Yah, rumor itu akan segera hilang."

Kecuali muncul sesuatu yang baru dan lebih menarik.

***

Di dekat Danau Saphid yang luas dan dikelilingi oleh hutan lebat, ada sebuah desa kecil di dekatnya. Tempat perlindungan tersebar di mana-mana, menjadikannya tempat yang layak bagi mereka yang menikmati pertemuan rahasia atau bagi mereka yang dikejar untuk mencari perlindungan.

Oleh karena itu, wajar saja jika orang berkumpul untuk mencari seseorang.

Saat itulah dua pria datang mencari seorang bangsawan muda yang telah hilang selama beberapa hari, berkeliaran di dekat danau.

"Wanita itu, dia melakukannya lagi."

Mata seorang pria tertuju pada seorang wanita yang berdiri diam di tepi danau dengan pakaian lusuh.

"Siapa?"

Rekannya bertanya, dan pria itu menunjuk tepat ke arah wanita itu dengan tangannya.

"Itu, yang berambut perak. Sepertinya kita sudah melihatnya berhari-hari."

"Ya, memang benar. Tapi kenapa?"

"Aneh. Siapa yang dia tunggu?"

Rekannya terkekeh.

"Menunggu, ya? Sepertinya dia sedang berpikir untuk tenggelam di danau."

"Benarkah?"

"Danau Saphid terkenal sebagai tempat pertemuan kan? Tidak ada yang datang ke sini karena terkenal dengan tempat bunuh diri."

"Begitukah...? Baiklah, ayo kita pergi."

Wanita itu menghilang dengan langkah ragu-ragu. Setiap tindakannya seolah membawa banyak cerita, sehingga sulit mengalihkan pandangan darinya.

Rekannya juga sepertinya tidak bisa mengalihkan pandangannya dari wanita berambut perak itu, sambil bergumam dengan kasar.

"Sudah jelas. Entah dia terlalu pengecut untuk mati, atau dia akan segera menenggelamkan dirinya sendiri meski dia tidak melompat."

Uriga Gajogi dwel ssu Isseulkkayo ; Bisakah Kita Menjadi Keluarga?Where stories live. Discover now