Prolog

1.2K 76 22
                                    

"Sayang, apa ini sudah cukup?"

Kim Hana, wanita cantik usia 25 tahunan itu bertanya pada sang suami yang masih berada di dalam kamar mandi soal jumlah pakaian yang akan lelakinya bawa untuk kunjungan bisnisnya kali ini di Paris sana.

Lelaki tampan itu meminta Hana untuk bersabar sebentar karena dia masih belum beres mengeringkan badannya.

Hana mengiyakan sambil tersenyum, kemudian ia mengambil tas kecil berisi kelengkapan perawatan wajah sang suami untuk dimasukkannya ke dalam koper.

Tak lama kemudian, si suami keluar dengan hanya mengenakan kimono handuk yang dililit rapi di tubuhnya. Berdiri di belakang Hana sambil tersenyum kecil melihat bagaimana istrinya itu kesulitan untuk mengatur posisi tas yang sepertinya tidak cukup.

"Kayaknya, bajunya gak usah bawa sebanyak itu deh, Yang. Bakal terlalu berat buat aku bawa. Aku bisa beli di sana aja nanti sisanya."

Hana menoleh ke arah sang suami sambil menampakkan wajahnya yang cantik lalu menggaruk kepalaanya seolah bingung, kalau begitu, baju apa yang harus dia keluarkan?

"Nih, jangan terlalu bawa banyak kaos, soalnya aku juga kan bakal banyak di kantor." Ujar sang suami sambil mulai memilah pakaian yang tak akan ia bawa, yang sebagian besar adalah kaos-kaos kesukaan nya.

"Tapi disana juga kan lagi musim panas."

"Iya karena itu, aku bisa beli di sana aja. Pasti banyak yang jual kan? Biar praktis aja sih."

"Ya udah, kalo kamu maunya gitu." Hana sedikit cemberut karena merasa suaminya itu tak menghargai dirinya yang sudah memasukkan baju-bajunya.

"Kamu marah? Masa gitu aja marah?"

"Bukan gitu. Tapi kamu kayak gak ngeharhain aku yang udah siapin baju kamu dari tadi."

"Tapi, tadi bukannya kamu yang nanya mau bawa baju berapa kan?"

"Hm... ya tetep aja, seenggaknya hargain lah usaha aku tuh..."

Iya, mungkin Hana lupa.

Tapi, meski Hana lupa, seharusnya, suaminya itu tak boleh memperlihatkan kekurangan Hana.

Karena Hana tak boleh terlihat salah, karena Hana adalah putri tunggal dari Kang Bongman, pengusaha terkaya di Korea Selatan saat ini.

Dan suaminya itu, awalnya bukan lah siapa-siapa, dia hanyalah karyawan biasa di kantor Kang Bongman, dan jika bukan karena Hana pula yang menyukainya terlebih dahulu, lalu meminta sang ayah untuk memintanya menikahi Hana, dia tetap menjadi karyawan kantoran biasa. Bukan seorang CEO dari brand kosmetik kenamaan negara ini.

Lelaki itu kembali sadar.

Dia menarik nafasnya panjang lalu mmasukkan kembali ke dalam koper semua pakaian yang sudah dikeluarkan nya tadi, lalu beralih meraup wajah istrinya dengan sangat lembut.

Tersenyum, kemudian menciumi tangannya seraya meminta maaf kepada Hana karena dia sudah salah dengan mengatakan hal-hal yang tak sepatutnya ia katakan.

"Jadi, sekarang tetep mau bawa sedikit aja, atau kamu mau bawa semua baju yang udah aku pilihin tadi?" Hana merajuk, dan lagi, si suami tak bisa menolaknya.

"Aku bawa semua baju yang kamu pilihin buat aku sayang. Aku bawa." Ucap si suami pasrah.

Mendengar itu, Hana tersenyum lega lalu memeluk tubuh suaminya, bersandar di dadanya yang bidang, sambil mendengarkan detak jantungnya yang teratur.

"Makasih sayang, udah mau nurut sama aku..."

"Iya sayang. Apa sih, yang gak buat kamu?"


14 Days Love (2024) ✔️Where stories live. Discover now