chapter 20

16.4K 1.3K 21
                                    

Happy reading ~


Penasaran dengan apa yang terjadi, Kalka menghampiri ayahnya yang tengah bersandar pada daun pintu dengan wajah datar dan bibir sedikit pucat.

"Papa..?"

Tanpa menjawab.. Arga segera berlalu dari sana dan meninggalkan Kalka yang terlihat kebingungan.

Tak lama kemudian, bel pintu kembali berbunyi.

Kalka sedikit mengibas kain gorden jendela kaca di samping pintu dan melihat siapa orang itu.

Seketika matanya terbelalak kaget melihat bahwa ternyata sang suami dan ayah mertuanya lah yang datang.

"Mas Aksa.."

Tanpa menunggu lama, Kalka segera membuka pintu dan langsung berhamburan ke dalam pelukan Aksa.

Aksa tampak terkejut sekaligus senang karena dapat kembali merasakan sentuhan kulit istrinya.

"Mas... Aku sama dedek bayi rindu..."

Aksa semakin mendekap Kalka dan mencium puncak kepalanya.

"Mas juga rindu sayang, mas minta maaf.."

Cukup lama sepasang suami istri itu berpelukan, sampai terdengar sebuah deheman dari mulut Randy hingga keduanya pun melepas pelukan mereka.

"Kayanya gak bisa masuk ke dalam mas, soalnya ekspresi papa tadi marah banget.."

"Apapun keadaannya, papa harus tetap berusaha membujuk papa Arga dan minta maaf. Ya kan pa..?" Ujar Aksa sambil melirik pada ayahnya.

Randy hanya diam tanpa membalas perkataan putranya. Ia mengepalkan kedua tangannya dan akhirnya membuka suara.

"Tolong tunjukan dimana letak kamar papa kamu.."

Merasa ayah mertuanya itu tengah berbicara padanya, Kalka sedikit mengangguk ragu dan masuk terlebih dulu untuk menunjukan pada Randy letak kamar ayahnya berada.

Ketika keduanya sampai tepat didepan pintu kamar Arga, Kalka segera mengetuk daun pintu dan memanggil ayahnya agar sang ayah mau membuka pintu.

Setelah itu, Kalka kembali turun kebawah menemui Aksa, membiarkan kedua orang dewasa itu berbicara empat mata.

Saat Arga membuka pintu dan melihat orang yang dibencinya itu tengah berdiri tepat didepannya, ia hendak kembali menutup pintu namun kekuatan dan kecepatan Arga kalah telak oleh Randy, pria itu menahan daun pintu tersebut agar tidak tertutup.

"Pergi.." usir Arga dengan suara yang teramat datar sambil menunduk.

"Arga..."

"PERGI !!!"

"Saya ingin minta ma--" Randy tak jadi melanjutkan kalimatnya ketika melihat Arga mendongak dan menatap tajam serta penuh kebencian padanya.

Randy sedikit menelan salivanya untuk berusaha tenang.

Ia menutup pintu kamar Arga dan menguncinya dari dalam agar suara teriakan pria yang sedikit lebih kecil darinya itu tidak terdengar sampai luar karena kamarnya yang kedap suara.

Randy melihat Arga yang masih menatapnya dengan tatapan yang seakan ingin membunuhnya detik itu juga.

Tanpa babibu Arga segera menendang dengan kuat tepat di perut Randy dan membuatnya terpental dilantai.

Aksa, gue hamil !! |ENDWhere stories live. Discover now