🍽 Di Restoran Hotel 🍽

528 78 24
                                    

Turun dari pesawat, Jungkook bingung.

Dia tak tahu harus kemana dan tinggal dimana.

Bisa saja dia menyewa hotel, tapi untuk berapa lama? Dan setelah itu?

Dia tak mungkin pindah dari satu hotel ke hotel yang lain juga, kan?

Bisa-bisa, dia diusir di tengah jalan karena terlalu lama tinggal di negeri orang tanpa tujuan jelas.

Jungkook lalu duduk sendirian di salah satu bangku bandara.

Sambil menghela nafas, dia mencoba menyingkirkan dulu rasa pusing di kepalanya setelah perjalanan jauhnya hari ini.

Mengamati banyaknya orang yang berlalu lalang di hadapannya.

Wajah-wajah yang sepertinya tak sekusut wajahnya.

Jungkook kembali menutup kedua matanya.

Bukan cuma lelah fisik, tapi juga jiwa dan pikirannya.

Jungkook lalu mengambil ponselnya yang ia simpan di dalam tas gendongnya.

Mencari hotel yang nyaman yang bisa ia tinggali, minimal untuk satu minggu ini.

Tapi, belum sempat ia mencarinya, beberapa notifikasi muncul di layar HP nya.

Dan itu datangnya dari Sungmin, suaminya.

Dengan tangan yang bergetar, Jungkook membuka pesan Sungmin pelan-pelan.

Jantungnya berdegup kencang, serta keringat mengucur deras di dahinya begitu ia baca isi pesan Sungmin yang mengatakan bahwa ia akan mengurus perceraian mereka secepat mungkin.

Sungmin bahkan menjanjikan ia akan mengirimkan surat cerai mereka tak lebih dari satu hari setelah Jungkook membaca pesannya ini.

Kembali air mata mengalir dari pipi Jungkook, namun kali ini ia buru-buru menyekanya. Ia tak mau menjadi pusat perhatian lagi setelah tadi malam, seseorang yang belum pernah ia kenal sebelumnya tiba-tiba menemani nya menangis di dalam kamar mandi.

Jungkook segera menghapus pesan dari Sungmin dan menggantinya dengan kolom pencarian hotel.

Dia ingin segera beristirahat dan melepas semua penatnya.

Mungkin berendam air panas, baik juga untuknya saat ini.

.
.
.

"Ah, akhirnyaa..." Senyum Seokjin muncul begitu tubuhnya mencium tempat tidur berukuran besar itu. Tempat tidur yang sangat nyaman yang mungkin saja bisa mengembalikan stamina tubuhnya setelah perjalanannya jauhnya ini.

Dia juga memanfaatkan waktu kosong untuk segera meluruskan sendi-sendi tubuhnya yang terasa pegal.

Mumpung tak ada Hana, karena biasanya, Hana akan memintanya untuk segera ke kamar mandi, membersihkan tubuhnya dulu begitu sampai ke rumah sebelum badannya menyentuh kasur.

Menurut Hana, ia tak suka jika kasurnya langsung ditiduri oleh badan Seokjin yang menurutnya lengket, padahal, Seokjin sebetulnya tak ada masalah dengan keringatnya, apalagi bau badannya.

Seokjin berbaring sambil membaca pesan Hana.

Hana bertanya apakah Seokjin sudah sampai Paris atau belum dan Seokjin langsung membalasnya saat itu juga. Ia tak mau Hana menunggu lama, Seokjin tak mau mendengar Hana mengomel tak jelas lagi.

Sebetulnya Seokjin juga bukan tak senang dengan Hana. Dia suka Hana kok.

Dia suka Hana dengan ssgala kelebihannya. Selain cantik, Hana juga wanita terpelajar yang lahir dari keturunan orang terpandang.

14 Days Love (2024) ✔️Where stories live. Discover now