Hujan di Waktu Siang
Langit tidak pernah bisa berbohong, sekalipun pada bulan purnama
Ia tunjukkan rasa sakit itu pada surya yang bersinar
Mentari seolah paham, perlahan ia surutkan cahayanya
Dan petir yang telah lama menanti ini, tiba bersama satu kawananSeperti hujan di waktu siang,
Yang menguap hingga batas cakrawala
Awan datang seraya berduka
Ia tangisi segala kesedihan mendalamSeperti hujan di waktu siang,
Yang kian mengembun di kaca jendela
Perasaan itu tak pernah tersampaikan
Tetap tersimpan meski belum tentu terbalaskanGerimis hujan tidak pernah menyakiti baskara
Walau langit berulang kali tertusuk halilintar
Layaknya aku yang tak pernah membenci egonya
Sekalipun menerima berbagai luka darinya
YOU ARE READING
Budak dalam Sebuah Garis Takdir [END]
PoetryPerjalananku belum selesai, walau perahu sesekali menepi. Tidak jarang orang ingin menduduki, tetapi takdir selalu berbalik. Dari sudut dermaga itu, aku merintih luka-lukaku sendiri. Aku tidak akan percaya takdir, sebelum nasib hidupku mereka tangis...