30. Dirgahayu Diri

1 1 0
                                    

Dirgahayu Diri

Perjalanan-perjalanan kemarin sungguh lelah, bukan?
Tentu
Tujuh belas tahun hidup di lingkup keterkekangan dibayangi banyaknya keinginan
Lelah dengan keadaan, ditampar kenyataan, dituntut impian
Makin kemari makin apatis, tak se-euforia dulu
Tak peduli ada atau tidak yang menanggapi
Apa dan siapa yang mengucapi
Cukup diri sendiri yang mengapresiasi
Sesekali
Setelah berkali-kali selalu rendah diri
Karena sering dicaci, dikhianati dan dipandang rendah

Perjalanan dari tahun lalu yang menandakan bahwa aku telah dewasa,
mengajarkanku untuk selalu tabah, bersyukur, dan berani
Sekalipun seisi dunia mengolok dan memakiku
Selalu ingat Allah di setiap jalan,
Seperti nasihat ibuku
Ketika dunia menghina karena kisah impianku,
Percayalah bahwa mereka sepenuhnya cacat perasaan
Yakin bahwa diriku lahir untuk menjadi seorang yang hebat, bukan seseorang yang hina
Tetap berprinsip bahwa memiliki mimpi tinggi bukanlah hal yang berdosa
Memang hanya saja tidak instan, perlu proses, dan segmen itu yang kerap dicemooh
Namun aku tak peduli

Usia ini adalah rentang waktu dimana aku harus lebih dewasa daripada perjalananku sebelumnya
Belajar untuk lebih kuat dan lebih berani di segala keadaan
Bertanggung jawab atas mimpi-mimpi dan berjuang untuk selalu berpikir positif
Dunia memang kejam, tapi fana
Lebih mencintai diri sendiri, daripada orang lain
Namun tak berarti egois

Sebelum matahari tenggelam, sebagian dari diriku ingin mengatakan,
Dirgahayu diri,
Tak perlu berharap karena kamu sudah banyak bermimpi
Realisasikan saja, tanpa peduli omong kosong dunia
Ingat Allah di setiap langkah, seperti kata ibu
Tetap menjadi gadis biasa dengan mimpi luar biasa
Dan tetap berpikirlah bahwa masih ada orang di sekitarmu yang lebih peduli, sayang, dan mau memahamimu

Budak dalam Sebuah Garis Takdir [END]Where stories live. Discover now