Bunga di Ujung Jalan
Tiada pernah pasang mata berlutut memandangnya
Tak peduli apapun di atas tanah kelabu gersang
Menatap langit timur dan menyapa sang baskara
Walau mentari tak tentu paham eksistensinya
Ia selalu berusaha sepanjang nafas hayat
Namun kini terlihat kesiaan belaka
Batinnya merana, tapi raganya ditampakkan gembira
Lalu ia mendapat sebongkah asap dosa-dosa
Yang ditinggalkan mafia setiap bersinggah
Tak pernah sekalipun ia mempedulikannya
Meski rintik hujan berulang kali merasa geram
Bunga di ujung jalan berjuang sendirian
Ia tahu hidupnya tak lagi berkisah panjang
Tapi impiannya tidak pernah singkat terlupa
YOU ARE READING
Budak dalam Sebuah Garis Takdir [END]
PoetryPerjalananku belum selesai, walau perahu sesekali menepi. Tidak jarang orang ingin menduduki, tetapi takdir selalu berbalik. Dari sudut dermaga itu, aku merintih luka-lukaku sendiri. Aku tidak akan percaya takdir, sebelum nasib hidupku mereka tangis...