± milikmu.

253 17 0
                                    

Shena dan Rayyas saling melempar senyum sebelum menatap penuh ke arah submissive dari bungsu Adirthama yang saat ini duduk di hadapan mereka sembari memakan es krimㅡSaat ini mereka bertiga sedang singgah di salah satu toko es krim gelato atas permintaan yang paling muda, itu mereka lakukan setelah hampir seharian berbelanja di mall.

Rayyas berdehem singkat dengan senyum mengembang tersirat penasaran, "Wasa."

"Hum?"

"Gimana rasanya? Masih sakit?"

Wasa mengrenyit bingung, "Apanya yang sakit?"

"Oh?" Rayyas lupa jika seks pertama Rei sudah diambil oleh Samudra, jadi kemungkinan seks kedua dari submissive itu tidak sesakit seks pertama.

"Berarti enak ya? Kamu suka kan?" Ini Shena yang menyaut dengan alis naik turun.

Lagi-lagi Wasa mengrenyit, "Ya.. enak.. kamu mau coba?"

"Hah?" Shena melotot sebelum seperkian detik kemudian Wasa menyodorkan sesendok es krim miliknya ke arah Shena yang mematung.

"Enak kok es krimnya, kamu mau coba? Aaa buka mulut."

Shena menoleh ke arah Rayyas yang sama seperti dirinyaㅡMematung. "Maksudku bukan es krimnya.. Asa." Ujar Shena pelan menolak es krim yang disuapkan Wasa.

"Oh.. lalu, maksudnya apa?"

"Maksud kami malam pertamamu dan Semesta, bagaimana?" To the point, Rayyas sudah tidak sabar mendengar cerita dari adik iparnya itu.

Wasa memiringkan kepalanya dengan alis bertaut, "Malam pertama..? Itu seperti apa?"

"Hah? Astaga.." Lirih Shena yang terlampau speechless.

Rayyas menarik nafas pelan, "Apa kamu dan Semesta tidak melakukan apapun di malam setelah kalian merampungkan acara pernikahan.. Asa?"

"Aku dan Kak Semesta membersihkan diri lalu tidur, kami lelahㅡ"

"Oh, God.. kamu benar-benar hanya melakukan itu saja? Hei, kalian baru menikah.. tapi aku tahu bahwa sebelum kalian menikah kalian sudah tinggal bersama, tapi bukankah setelah menikah nuansanya berbeda?" Cerca Shena yang tidak sabaran, "Maksudku aku tau jika Semesta tidak akan menyentuhmu selama kamu belum legal atau belum resmi menikah dengannya tapi sekarang kamu sudah legal dan sudah menikah dengannya tapi mengapa dia masih tidak menyentuhmu bahkan di malam pertama kalian?!"

Wasa mengrejap berulang kali, "Menyentuh.."

"Yea, harusnya malam pertama itu kalian melakukan making love! Bukan rutinitas harian, sialan!" Shena benar-benar frustasi menghadapi pemuda yang selalu dilindungi dari pelecehan meskipun pernah sekali dilecehkan namun sayangnya pemuda itu tidak paham jika sedang dilecehkan atau hampir dilecehkan.

"Shena, jangan mengumpati Wasa." Tegur Rayyas yang tidak tahan dengan perkataan Shena yang terlalu gamblang.

Wasa menghela nafas, "Benarkah seharusnya seperti itu? Jika benar seperti itu, mengapa Kak Semesta tidak melakukanㅡ"

Rayyas Shena Ayasa yang diam setelah ia tegur, "Mungkin karena dia masih menganggapmu anak di bawah umur." Celetuknya menjawab perkataan Wasa yang belum terselesaikan.

"Oh, iyakah? Tapi, aku sudah dua puluh tahun.. bukankah sudah legal?"

"Maka dari itu, tunjukkan pada Semesta jika kamu sudah legal, jangan diam saja seperti bocah yang belum legal." Sambar Shena yang semakin frustasi dan kesel sendiri atas ungkapan lugu dari mantan rekan kerjanya itu.

Wasa langsung menatap penuh harap ke arah Shena, "Bagaimana caranya?"

"Kamu ingin tahu caranya?" Shena bersitatap dengan Rayyas yang detik ini tersenyum.

15. Perfect ㅡsyongnen verWhere stories live. Discover now