(2) Penyerangan

2 1 0
                                    

Aku up nih... semoga suka yaa....

[Happy reading]

"Sahabat adalah orang yang paling mengerti tentang kita. walaupun terkadang tidak, tapi mereka adalah teman terbaik di antara semua teman."

~ ((_Bryansa Erafha Aqara_))~

"Oh ya, lo yakin kita akan bisa tetap sama-sama?"

"Kenapa?"

"Jelas jelas orang tua kita larang kita sahabatan tanpa alasan, gue yakin mereka ngak akan tinggal diam"

Tidak ada balasan dari bryan, mereka sedang duduk di sebuah tepi pantai sambil menikmati keindahan pantai dan angin yang menghembus.

Reana pun menatap bryan dari samping, bryan yang sedang menikmati pemandangan pantai yang indah pun menoleh ke arah Reana.

"Ngapain lo tatap mungka gue? Naksir lo. Atau lo kagum dengan ketampanan gue? Gue itu emang tampan. Tapi kita sahabatan jadi-"

Reana pun menampar pelan wajah bryan, tamparan itu sangat pelan.

"Ih, najis. Kepedean amat lo"

" tamparan lo ngak berasa, mau kuat pun mungkin juga gak berasa. Mana Rea yang kuat. Kok lembek amat"

"Nanti lo nangis di pukul sama gue"

"Ngak lah, gue dah biasa jangan lupa gue tuh ketua geng Baxcra, ngak mungkin gue nangis karna di pukul cewek"

Reana pun memukul bryan tanpa aba aba, tapi bryan menghindari dengan sigap.

"Jangan lupa, siapa yang ngajarin lo" Ucap bryan sambil bersiap dengan posisi siap menerima serangan Reana.

Reana pun berlari seperti hendak menyerang bryan.

Hampp...

Dia pun merangkul bryan sambil tertawa

"Ngak mungkin gue bisa menang melawan pak ketua ini, dan sahabat sekaligus yang ajarin gue bela diri"

Bryan pun tersenyum, lalu mereka saling tatap tatapan dan tertawa bersama.

"Lo emang kuat, tapi...Bukan berarti lo harus sembunyikan luka yang lo rasain"

Reana pun memukul dada bidang bryan sambil tersenyum.

"Kalau ada masalah cerita, bukan berarti lo lemah tapi lo itu juga manusia. Boleh kok ketua geng Baxcra nangis... boleh, boleh juga kok sahabat gue nangis. Tapi lo juga harus ingat Selama lo masih kuat... gue saranin lo harus tetap pendam kenapa karna ngak semua masalah yang lo alami di mengerti orang lain. Tapi kalau lo ngak kuat ngak usah paksain" jelas Reana panjang lebar

"Lo bener... tapi lo juga harus gitu. Bedanya lo ngak boleh pendam apa pun sendiri, cerita aja ke gue...gue pasti dengerin."

"Thanks"

"Yes. You are welcome"

Mereka pun berjalan pergi dari pantai tersebut.

He's Not For MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang