Menyerah

308 31 8
                                    

"Nanti gue bayar agen buat buntutin Sean dan nyari bukti semuanya," ucap Raden pelan, nada suaranya sangat rendah membuat suasana di ruangan itu berubah menjadi dingin

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Nanti gue bayar agen buat buntutin Sean dan nyari bukti semuanya," ucap Raden pelan, nada suaranya sangat rendah membuat suasana di ruangan itu berubah menjadi dingin.

"Kalau soal kerjaan, gue 'kan ada bengkel, lo mau kerja di sana?" usul Ryo dan dibalas dengan toyoran kasih sayang dari Galen. "Bego! Masa cewek kerja begituan?"

"Ya jadi kasir atau admin doang lah, bukan jadi montir. Otak lo tuh yang harus diperluas, bego mulu gak ada perkembangan!" balas Ryo seraya memutar bola matanya malas.

"Anj banget."

Semuanya kini menatap Bilqis, wanita itu tidak bisa menyembunyikan perasaannya—ia lebih banyak diam dan semua mengerti kondisi Bilqis kini seperti apa. Mereka mencoba merangkul Bilqis dan membuat wanita itu tidak merasa sendirian di dunia ini.

"Bil?" Ajeng mengusap pundak Bilqis pelan, membuat wanita itu terlonjak kaget. "Ah? Iya, maaf, aku gak bisa fokus."

Raden menatap Bilqis dan mengepalkan tangannya dengan erat. "Lo istirahat dulu aja, Jeng mending bawa Bilqis ke kamar."

Ajeng mengangguk dan mengajak Bilqis ke kamarnya, melihat Bilqis yang sudah menjauh, Raden kembali menyusun rencana dan akan membongkar apa yang dilakukan Sean di belakang Bilqis.

Dirinya pun masih tak percaya Sean bisa melakukan itu di belakang Bilqis.

"Um ... guys, gue sebenernya emang tau sama ini cewek. Dia tuh dulunya model," sahut Sherina tiba-tiba. "Tapi tiba-tiba gak aktif di dunia modeling, terus ngilang gitu aja. Eh tiba-tiba ada post di instagramnya lagi liburan di Bandung. Padahal beberapa bulan sebelumnya dia gak ada post sama sekali di instagramnya."

"Liburan?"

Sherina mengangguk pelan. "Iya, liburan."

Raden mengernyitkan dahi mendengar itu semua. "Terus kenapa mereka bisa ketemu? Gue juga harus tau latar belakang cewek ini. Bener-bener mencurigakan."

"Gila! Baru kali ini gue liat lo aktif ngomong, sangat amajing, Raden Paramayoga!" Galen menatap kagum Raden yang terlihat begitu serius, tentu saja dibalas lirikan maut dari lelaki itu. "Hehehehe ampun, pak."

"Gue curiga banget sama ini cewek— siapa namanya?"

"Kim, Kimaya Nyra."

Raden mengangguk pelan. "Gue yakin dia ada maksud tertentu sama Sean, gak mungkin mereka kebetulan ketemu, 'kan?"

●●●

Raden langsung bertindak dengan cepat, keesokan harinya lelaki itu membayar seseorang untuk membuntuti Sean. Kini Bilqis bisa membawa Syifa dan Yesha, karena banyak orang yang menjaga anak-anaknya itu—Ajeng dan Galen juga terkadang menjadi babysitter dadakan bagi kedua anak kembarnya. Terkadang, geng prik juga berkumpul di rumahnya agar Bilqis tidak kesepian.

"Masih belum bisa, aku ... malah kangen sama Mas Sean, ya Allah. Aku selalu inget kebaikan dia selama ini, Mas Sean juga selalu baik sama aku, semua gak akan kayak gini kalau aku gak ngeselin dan selalu lampiasin emosi. Aku yang selalu sia-siain dia," gumam Bilqis pelan. Sudah beberapa hari ini Bilqis memang tidak mengirimkan pesan apapun pada Sean.

Biggest Regret [END]Where stories live. Discover now