🔸️ Firasat 🔸️

310 59 24
                                    

"Uhm, kalo begitu saya ambil yang ini aja kayaknya." Ucap Seokjin sembari menunjuk sebuah gambar bangunan loft apartemen bergaya industrial itu.

Sejenak, pandangannya seperti sedang membayangkan sesuatu yang mungkin menyenangkan hatinya, karena senyum kecil itu tetiba tersungging di bibirnya yang plumpy.

"Baiklah pak. Saya keep dulu ya? Uhm, tapi kalo boleh tau, kenapa bapak pilih apartemen jenis ini? Apa gak mau beli yang tipe biasa aja? Sepertinya juga lebih nyaman."

Pandangan mata Seokjin masih belum berpindah dari gambar itu. Ia membalas si pihak pengembang tanpa menatap wajahnya.

"Entah ya. Saya hanya pikir, ini cocok aja."

Si pengembang jujur bingung.

Ia tak paham dengan maksud 'cocok' itu.

Apakah cocok untuk Seokjin, atau apa?

Tapi, bukan urusannya juga kan?

Jadi tak perlu lah dia berpikir terlalu keras.

" Ah, dan saya mohon soal ini disimpan rapat-rapat ya pak." Lanjut Seokjin lagu.

Si pengembang tersenyum lebar.

Sepertinya ia tahu, arah pembicaraan Seokjin ke mana.

"Tentu pak. Kami memang sangat menjaga identitas para pemilik apartemen. Jadi bapak tak perlu khawatir soal itu."

"Oke. Terimakasih."

"Sama-sama pak. Uh, kalau begitu, bagaimana kalau sekarang kita urus-urus soal administrasinya?"

"Boleh. Lebih cepat lebih baik."

"Oke. Terimakasih pak."

"Iya."

.
.
.

Sore hari itu, Jungkook tampak lebih santai dibanding hari sebelumnya.

Ia membuat secangkir kopi juga sedikit makanan kecil untuk ia nikmati sendiri di taman kecilnya yang terletak di belakang rumah.

Sambil melihat-lihat sosial medianya juga memikirkan soal hubungannya dengan Seokjin yang mulai menganggu hatinya.

Awalnya dia merasa baik-baik saja.

Ia pun paham dengan posisinya yang berada dimana, karena itu lah, ia tak banyak menuntut soal perhatian Seokjin.

Tapi lama-lama, Jungkook merasakan sesuatu yang tidak nyaman.

Ia menginginkan keberadaan Seokjin lebih sering.

Ia ingin kasih sayang yang penuh dari Seokjin.

Ia tak mau berbagi dengan Hana.

Ia ingin Seokjin seutuhnya.

Jungkook menyimpan ponselnya di atas meja.

Kembali menyesap teh chamomilenya yang masih hangat, lalu menarik nafasnya panjang, mencoba menenangkan pikirannya.

"Jungkook!"

Namun ketenangannya itu tak lama.

Ia merasa terusik dengan suara yang memanggilnya.

Jungkook menolehkan wajahnya.

Seorang wanita yang sangat ia kenal sedang tersenyum dan melambaikan tangannya sembari menyiram tanaman di pekarangan rumahnya.

"Hai! Hari ini lagi santai ya?" Tanya nya lagi, masih dengan selang air di tangannya.

"Bu Hana? Iya." Jawab Jungkook pendek saja.

14 Days Love (2024) ✔️Where stories live. Discover now