💓 Lovely Memories 💓

379 78 53
                                    

Sudah hampir 1 jam ini Seokjin hanya diam di dalam mobilnya yang ia parkir di depan apartemen yang ia beli beberapa waktu yang lalu untuk kekasihnya, Jungkook. Sambil kembali memikirkan apa yang sudah terjadi siang tadi saat ia dipanggil ayah mertuanya sendiri.

Ayah mertua sekaligus pemilik perusahaannya itu mengatakan, jika Seokjin masih mau bertahan di perusahaannya, ia harus memelihara kepercayaan Hana sebagai istrinya yang sah.

Jangan sampai membuat Hana menangis dan kecewa, kalau mau, Seokjin bisa mengambil cuti beberapa minggu untuk bulan madu lagi bersama Hana.

Seokjin merasa, kalau mertuanya ini memang sudah mengendus perselingkuhannya dengan Jungkook. Dan itu, sungguh bukan lah keadaan yang ia harapkan.

Seokjin kembali menatap ponselnya.

Jungkook belum menghubunginya lagi. Padahal, sore tadi Jungkook mengirimkan sebuah pesan singkat padanya dan mengatakan kalau dia ingin bertemu dengan Seokjin di apartemen yang Seokjin belikan untuknya.

Satu sisi, Seokjin senang. Karena akhirnya Jungkook meminta untuk bertemu lagi sekian lama.

Tapi di sisi lain, dia juga gelisah dengan nasib pekerjaannya nanti.

Seokjin menggenggam stir mobilnya keras. Kemudian masuk terlebih dahulu, karena sepertinya Jungkook akan datang sedikit terlambat.

.
.
.

"Hufft..." Jungkook menghela nafasnya yang berat.

Berdiri tegak di depan pintu apartemennya sembari menentang koper pakaiannya.

Sebelum kemari, Jungkook juga sudah menyelesaikan masalah rumahnya dengan  Namjoon.

Dia meminta maaf kepada Namjoon karena ia tak bisa tinggal disana lebih lama lagi.

Jungkook beralasan, dia mendapatkan pekerjaan yang lebih bagus, tapi sayangnya, letak rumahnya cukup jauh dari tempat kerjanya yang baru.

Namjoon percaya, meskipun menyayangkan keputusan Jungkook, tapi, lelaki itu juga tak bisa memaksa Jungkook untuk tetap tinggal di sana.

Namjoon hanya berpesan, jika dia membutuhkan bantuannya, Namjoon akan dengan senang hati membantunya.

Jungkook menyimpan ucapan Namjoon itu.

Dalam keadaannya yang masih tak menentu ini, mungkin dia akan membutuhkan bantuan Namjoon sekali lagi.

Klik.

Jungkook akhirnya membuka pintu apartemennya.

Dengan ruangan yang masih gelap, Jungkook pikir, Seokjin masih juga belum datang.

Sambil menunggu Seokjin, Jungkook mungkin akan beristirahat terlebih dahulu. Tapi, begitu lampu dinyalakan, Seokjin sudah terlihat duduk di tengah ruangan.

Jungkook tak bereaksi apapun selain membiarkan air matanya lolos satu persatu di pipinya.

Menangis sejadinya hingga ia terduduk.

Melihat Seokjin di hadapannya, hatinya terasa sangat sakit.

"Jungkook!"

Seokjin langsung beranjak dari sofanya.

Berlari kencang menghampiri Jungkook dan menggenggam pundak Jungkook yang bergetar hebat.

"Kenapa cantik? Kenapa kamu nangis? Jungkook?" Seokjin khawatir, namun ia juga paham, sepertinya Jungkook masih butuh waktu untuk menenangkan dirinya sendiri.

Jungkook pun menjatuhkan dirinya dalam pelukan Seokjin dan membiarkan ia hanyut dalam kehangatan yang Seokjin berikan.

.
.
.

14 Days Love (2024) ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang