52. Membaik

37.8K 3.1K 4.3K
                                    

52

¡Ay! Esta imagen no sigue nuestras pautas de contenido. Para continuar la publicación, intente quitarla o subir otra.

52. Membaik

Elang sedikit panik tidak menemukan Hazel di kamar, tadi dia sedang mengambil minum di dapur dan saat kembali sudah tak melihat Hazel di kasur. Namun, melihat pintu balkon yang terbuka membuat Elang tergerak untuk mencari Hazel di sana.

"Ngapain di sini, hm?" Elang duduk di samping Hazel. Ternyata Hazel memang berada di balkon kamar.

"Kak, lihat deh bintangnya banyak banget," tunjuk Hazel ke arah langit. "Dari banyaknya bintang di atas kira-kira salah satunya ada anak kita nggak ya?" tanyanya.

"Lo bisa lihat bintang yang paling terang itu kan? Itu anak kita," balas Elang.

"Wahh, kayaknya dia tahu Mama dan Papanya lagi ngeliatin dari sini." Hazel tersenyum memandangi bintang-bintang itu.

Tangan Elang terangkat mengusap pipi Hazel. "Masuk kamar, yuk. Udah malam nanti lo masuk angin."

"Aku masih pengen lihat anak kita, Kak."

"Besok lagi ya?"

"Emang besok dia bakal ada lagi?" tanya Hazel.

Elang menganggukkan kepalanya. "Pasti. Ayo masuk."

"Oke."

Mereka naik ke kasur. Elang menarik selimut untuk menutupi setengah tubuh mereka.

"Tidur ya, lo udah cukup capek hari ini," bisik Elang.

"Aku nggak bisa tidur."

"Kenapa, hm?"

Hazel hanya menggelengkan kepalanya pelan.

"Pusing?" tanya Elang.

"Sedikit."

"Sini gue pijitin." Elang menawarkan.

Hazel pun segera merebahkan tubuhnya dan menjadikan paha Elang sebagai bantalan.

"Kerasa nggak?"

"Kerasa Kak, enak."

"Oke gue lanjutin sampai lo tidur."

"Maaf ngerepotin Kak," ucap Hazel.

"Ngomong apasih lo." Elang menoel pelan hidung Hazel.

"Hehe. Kakak pernah kepikiran kalau ini semua bakalan terjadi nggak?"

"Nggak sama sekali. Gue mah mikirnya yang indah-indah mulu," balas Elang.

Kak Elang: ELAZEL (sedang PO)Donde viven las historias. Descúbrelo ahora