Diana-1

12.8K 120 5
                                    

Diana berdecak melihat sahabat dekatnya sedang melangsungkan acara pertunangan dengan pujaan hatinya. Pria yang wanita itu cintai. Dan juga Diana cintai.

Sungguh, entah sejak kapan Diana jatuh cinta pada Devan Pradipta. Mungkin sejak pertama kali pria itu mendekati nya, untuk bisa berkenalan dengan sahabat nya.

Dulu, Diana tak menyangka seorang Devan Pradipta, anak dari salah satu pengusaha terkaya di Indonesia mendekati nya.

Terlebih, pria itu selalu memberikan perhatian berlebihan pada Diana, hingga membuat tingkat kepercayaan diri Diana meningkat dan semakin tinggi mempercayai pria itu menyukai nya.

Terlebih banyak orang disekeliling nya, sering menggoda dirinya, karena selalu di beri perhatian oleh Devan.

Namun, semua pemikiran orang disekeliling nya itu salah, apalagi waktu itu, diusia perkenalan mareka yang ke tiga bulan. Devan menembak Intan, sahabat nya.

Jujur, detik itu hati Diana hancur, ditengah lapangan dia harus menyaksikan pria yang ia cintai berlutut didepan wanita lain, yang diteriaki oleh orang sekeliling nya untuk menerima pernyataan cinta, yang mendadak terdengar konyol di telinga Diana.

Seharusnya Diana tahu, hati Devan untuk Intan, karena seiring percakapan mereka, Devan sering menanyakan Intan. Namun, pemikiran nya yang terlalu naif. Berpikir Devan ingin berkenalan dengan Intan untuk menanyainya.

Namun faktanya, dirinya lah tempat Devan menanyai Intan. Dan seharusnya Diana juga sadar diri bahwa orang kaya tidak akan pernah melirik orang miskin seperti dirinya.

Namun, orang miskin seperti dirinya akan berbuat bebagai cara, untuk bisa dilirik oleh orang kaya. Termasuk menjebak disana.

Acara bertukar cincin telah selesai, dilanjutkan dengan acara lain, yaitu berdansa dengan pasangan, tak ingin hatinya lebih sakit lagi, Diana menyingkirkan diri ketepi.

Lalu, melangkahkan kakinya menuju bartender, untuk menyerahkan obat perangsang untuk dicampurkan pada minuman yang nanti akan diserahkan pada Devan.

Obat yang membuat Devan membutuhkan sentuhan, dan Diana akan memberikan sentuhan itu.

Namun, terlebih dahulu dia akan menyingkirkan Intan, agar tak menghalangi jalannya untuk menjebak Devan, dengan memberikan obat tidur.

Diana sudah memikirkan bagaimana rencana nya akan berhasil dalam menjebak Devan, dan dia akan memaksa Devan bertanggung jawab karena telah mengambil keperawanannya, walaupun itu hasil dari jebakan nya. Tetap saja Diana akan begitu bahagia nanti nya.

Walaupun usaha Diana sempat tersendat, karena bartender itu tak mau melakukan apa yang diminta Diana, untuk mencampurkan obat perangsang dan obat tidur pada minuman Intan dan Devan.

Namun, semua itu sudah berhasil Diana tangani dengan memberikan beberapa lembar uang nya pada si bartender. Karena menurut Diana, tak masalah rugi diawal, karena diakhir dia akan mendapatkan untung yang luar biasa.

Diana yang sibuk melihat sang bartender meracik minuman pesanan nya, dikagetkan dengan seseorang yang menepuk bahunya.

Dan, saat dia menoleh ternyata salah satu pasangan dari yang tadi telah bertukar cincin, Intan.

"Di, kesana yuk. Aku mau kenalin kamu sama ayahnya Devan. Kamu belum pernah kan ketemu secara langsung? " tanya Intan, sambil menarik tangan Diana  turun dari kursi lalu  mengikuti langkah kaki nya membela keramaian pesta, menuju orang yang dituju.

"Pa, ini Diana. Mak comblang aku sama Devan, " ujar Intan sambil terkekeh, memperkenalkan Diana pada sosok pria yang terlihat begitu matang.

Memiliki garis wajah yang tak jauh berbeda dengan Devan, namun ini versi matang nya. Dan tak terlihat tua sama sekali, namun terlihat dewasa. Dengan brewok yang menghiasi pipi bersih nya.

"Diana Agnesia, om," ujar Diana sambil mengulurkan tangan nya, sebenarnya tak berharap untuk disambut dengan uluran tangan jugak.

Namun, ternyata uluran tangan itu diterima oleh pria matang itu. "Ayah Devan. Darren Wira Pradipta. " Menjawab dengan suara beratnya.

"Salam kenal Om Darren, " ujar Diana tersenyum manis.

"Hmm, Darren? " tanya ayah Devan itu, yang diangguki oleh Diana. Karena memang dia memanggil dengan panggilan itu.

Namun, ternyata tak ada balasan apapun lagi, karena pria itu sibuk menyambut tamu yang hadir dalam pertunangan anaknya.

Kalau kalian mencari dimana istri atau ibu Devan, kalian tidak akan menemukan nya. Karena wanita itu dikabarkan telah tiada, sejak Devan dilahirkan ke dunia itu.

Sedangkan Diana kembali ditarik Intan kesisi yang lain, untuk mengobrol besama. Kalau ada yang mencari Devan, dia ada, tapi sedang bersama dengan taman-temannya, yang jarang sekali berkumpul. Sejak tamat kuliah.

"Di, tadi lo manggil calon mertua gue dengan panggilan Darren? " tanya Intan, yang entah kenapa Diana bisa melihat raut gugup di sana.

"Iya, emang kenapa? " tanya Diana.

"Duh, gimana ya, gue nggak tau. Tapi kata nenek dari Devan, itu panggilan khusus dari mendiang istri papa Wira. Jadi, kalau lo ketemu Papa Wira lagi, panggil Om Wira aja. Tadi lo nggak ngerasa aura gelap gitu? " tanya Intan, yang dibalas gelengan polos oleh Diana, yang membuat Intan langsung berdecak.

"Gue ngerasa. Jadi, lo panggil om Wira aja, ya!" Tekan Intan, yang diangguki malas oleh Diana.

Siapa peduli dengan panggilan? Mana tahu dirinya yang akan memanggil Wira dengan panggilan Papa. So? Siapa peduli.

Lalu, obrolan mereka berlanjut, sampai ada pelayan yang mengantarkan dua gelas jus pada mereka.

Karena Diana haus, dia langsung menerima jus yang diberikan pelayan itu, meneguknya sampai habis.

Lalu, berjanji setelah obrolan nya selesai dengan Intan, dia akan kembali ke meja bartender untuk menanyakan pesanan nya.

"AC nyanya mati ya? " tanya Diana, mendadak merasakan panas pada tubuh nya.

Pertanyaan Diana itu dibalas gelengan oleh Intan. "Dingin gini, panas gimana. "

Perkataan Intan itu membuat Diana tak percaya, karena sungguh tubuh nya merasakan panas yang luar biasa, bahkan mendadak tubuh nya dibanjiri keringat.

Karena, tak kuat lagi, Diana menanyakan letak kamar mandi pada Intan. "Kamar mandi, mana? Gue butuh air, " ujarnya, sambil mengibaskan tangannya diwajah.

"Dalam, lo belok kanan, lurus nanti ketemu dapur. Disamping dapur ada kamar mandi kecil. Tapi kalau mau ke kamar, lo bisa ke kamar gue, tinggal naik tangga aja, nanti belok kanan. Kanan ya, " ujar Intan, yang terdengar samar di telinga Diana, karena wanita itu sudah melangkah pergi.

Untuk mencari air, mendinginkan tubuh nya yang terasa begitu panas.

T. B. C

Perhatian

Tinggalkan cerita ini ketika kalian tidak menyukai nya.

Selamat Pagi, Siang, dan Malam ketika kalian membaca cerita ini. Setelah lama menghilang karena kesibukan, Ly kembali bawa cerita baru.

Jika ada yang tanya Desi (21+) gimana Ly, nggak dilanjut? Desi udah tamat ya ges. Tanpa part 1-9.

Terus Sienna, nggak dilanjut Ly? Oh, tentu dilanjut, tapi tidak sekarang. Karena alurnya sudah menghilang dari line otak. Jadi, nikmati yang ada dulu ya.

Sekali lagi diingatkan dilarang untuk melaporkan cerita Ly! Kalau tidak suka, tinggalkan! Jangan merusak kebahagiaan banyak orang, karena keegoisan diri sendiri!

Diana akan tayang di wattpad mulai hari ini! 17'06'24

Untuk part selanjutnya, secepatnya.

See You, Lily🐼

DIANA (21+) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang