Surat

40 7 2
                                    

Dia tertawa kecil mengingat ekspresi pemilik toko bunga yang dikunjunginya siang tadi. Terkejut? Merasa bersalah? Entahlah, dia tak terlalu ambil pusing soal itu.

Yang terpenting adalah, dia berhasil menemukan cinta-nya.

Ya, cintanya, sosok yang menggoreskan tinta pada kertas-kertas di depannya saat ini.

.

.

Letters © 2015 el_sky27

.

[1]

Halo... Lala udah bisa nulis. Umur Lala lima tahun. TK Nol Besar kelompok anggur.

.

[2]

Bunda... Kenapa Bunda nggak mau ngantar Lala ke sekolah?

.

[3]

Lala mau meluk Bunda. Kenapa Bunda nggak mau meluk Lala?

.

[4]

Ah... Bunda sayang Lala kan?

.

[5]

Mama... Rumah kita sepi.

.

[6]

Aku sudah kelas enam, tapi aku masih menulis hal-hal tak berguna seperti ini. Mama? Bunda? Ibu? Aku harus memanggilmu apa?

.

[7]

Umurku bertambah satu tahun. Tapi... sampai umurku dua belas seperti ini, aku tak pernah tau rasanya memeluk seorang ibu saat hari ibu, natal, bahkan di hari ulang tahunku.

.

[8]

Saat guruku bertanya siapa orang yang ku sayangi, aku menjawab kalau menyayangi kakakku, adikku, ayah, dan tante Risa. Salahkah kalau aku tak menyertakanmu?

.

[9]

Ibu... Perasaan ini salah. Kenapa aku harus menyukainya?

.

[10]

Apa yang kau rasakan? Kau pasti senang, akhirnya adik kembarku memilih tinggal bersamamu. Dia meninggalkan aku. Rumah ini... semakin terasa kosong.

.

[11]

Teruntuk... sosok yang melahirkanku, Ibuku.

Untuk Ibu yang tak pernah mengantarku ke sekolah,

Untuk Ibu yang tak pernah memelukku di hari natal.

Untuk Ibu yang tak bersedia memberikan air susunya padaku selama dua tahun,

Untuk... Ibu yang entah bagaimana caranya ku yakini, bahwa kau.... selalu menyayangiku.

.

Ibu...

Ini mungkin surat terpanjang yang pernah ku tulis untukmu. Mungkin juga ini adalah surat terakhirku.

Kau tau apa yang saat ini ku pikirkan?

Aku berpikir bahwa... aku tak berguna. Aku tak pantas hidup. Aku menyedihkan. Aku tak bisa apa-apa. Aku merasa bersalah, namun aku juga masih ingin hidup, aku masih ingin memilih jalanku.

Ibu... aku akan melarikan diri. Kau boleh kecewa padaku. Tak masalah.

Selama ini... Aku selalu mengikuti Liuz, tapi, haruskah aku mengikutinya yang memilih untuk bersamamu? Semuanya terasa rumit. Terasa tak berujung. Dan aku merasa sesak. Aku ingin melarikan diri. Silahkan kecewa, tapi kau pasti tetap menyayangiku kan?

Ah, aku benar-benar bodoh menulis surat untukmu.

.

.

Waktu aku masih TK dulu, aku iri melihat teman-temanku yang digendong oleh ibu mereka, dan aku berkhayal, bahwa kau akan menjemputku sambil menggandeng tanganku dan Liuz.

Aku pernah mengikuti lomba mewarnai di hari ibu, dan aku mengajak tante Angel menemaniku. Sejujurnya... aku takut ditertawakan oleh temanku karena tak mempunyai ibu.

Saat aku mendapat haid pertamaku, aku sangat kebingungan. Ayah, kakak dan adikku seorang laki-laki, wajarkah jika aku bertanya pada mereka?

Saat pelajaran Biologi, aku tahu bahwa tiap anak harus mendapat ASI setidaknya selama dua tahun. Dan guruku bertanya kepada tiap anak di kelas 'berapa lama kalian menyusu pada ibu kalian?'. Ibu... Aku harus menjawab apa? Entah berapa lama, aku tidak tahu. Entah siapa yang menyusuiku, aku tidak tahu. Entah aku minum ASI, aku pun tidak tahu.

Saat aku mendapat tugas kelompok dan pulang larut, teman-temanku mendapat telepon dari ibunya. Seandainya kau masih disini... apa kau akan meneleponku? apa kau akan memarahiku?

Ibu... aku mungkin akan mengecewakanmu, mengecewakan Ayah, juga tante Angel.

Maaf... dan terimakasih.

.

Untuk Ibu yang tak pernah menggenggam tanganku ke sekolah (Karena sekalipun ingin, dia telah memberikan tangannya untukku)

Untuk Ibu yang tak pernah memelukku di hari natal (Karena dekap tubuhnya telah ditukar untuk napasku)

Untuk Ibu yang tak bersedia memberikan air susunya padaku selama dua tahun (Karena dia begitu ingin aku hidup walau tanpa ASInya)

Untuk Ibu... yang menukar hidupnya untuk tiap detak jantungku,

Terimakasih...



Tertanda

Lala



A/N :

Engg... Terimakasih bagi tiap makhluk yang bersedia berkunjung ke cerita ini –sekalipun ini side story, tapi tanpa cerita utama juga kayaknya cukup lah ya. lagipula ini ceritanya lurus, jadi gak masalah kalo kepisah dari cerita utamanya.

Hm, hanya mengingatkan, cerita ini berhak cipta loh.... #Plakkk :'v

Err~ Sekian

Salam es,

el_sky27











You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Dec 22, 2015 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

LettersWhere stories live. Discover now